Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insentif Program Biodiesel (B35) Diperkirakan Tembus Rp28,5 Triliun Tahun Ini

BPDPKS telah merealisasikan pembayaran insentif biodiesel triwulan pertama 2024 mencapai Rp1,39 triliun.
Ilustrasi biodiesel/Reuters
Ilustrasi biodiesel/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memproyeksikan kebutuhan dana insentif Biodiesel B35 pada tahun ini mencapai Rp28,5 triliun. 

Proyeksi itu naik 55,56% dari realisasi penyaluran insentif program bauran solar dengan 35% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit sepanjang tahun lalu sebesar Rp18,32 triliun. Saat itu, badan pengelola dana sawit tersebut berhasil menghimpun pungutan ekspor sebesar Rp32,29 triliun.  

“Target pungutan eskpor [PE] 2024 sebesar Rp27,3 triliun dan proyeksi kebutuhan dana insentif biodiesel tahun 2024 Rp28,5 triliun,” kata Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya saat dihubungi, Minggu (28/4/2024). 

Adapun, realisasi pembayaran insentif biodiesel triwulan pertama 2024 telah mencapai Rp1,39 triliun. 

Besarnya proyeksi kebutuhan dana insentif Biodiesel B35 yang diperlukan itu disebabkan karena rata-rata selisih antara harga indeks pasar (HIP) BBN jenis Biodiesel dengan HIP minyak Solar cukup lebar. 

BPDPKS memperkirakan rata-rata selisih HIP Biodiesel dengan HIP Solar sebesar Rp2.516 per liter. Hitung-hitungan itu belum memasukan komponen ongkos angkut dan pajak pertambahan nilai (PPN).  

“Faktor yang mempengaruhi antara lain harga minyak bumi dunia dan harga ekspor CPO keluar negeri,” kata dia. 

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan besaran insentif biodiesel 2024 bakal lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2023. Alasannya, tren HIP Biodiesel pada triwulan pertama 2024 dengan 2023 cenderung lebih lebar. 

Seperti diketahui, disparitias harga Biodiesel dengan Solar sepanjang Januari, Februari dan Maret 2023 masing-masing berada di level Rp715 per liter, Rp471 per liter dan 1.626 per liter. 

Sementara itu, disparitas harga dua produk tersebut untuk periode yang sama tahun ini berada di rentang Rp1.382 per liter, Rp1.724 per liter dan Rp1.251 per liter. 

“Sehingga besaran insentif Biodiesel tahun 2024 diperkirakan akan lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2023,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana kepada Bisnis, dikutip Minggu (28/4/2024).

Adapun, volume realisasi penyaluran biodiesel B35 pada triwulan pertama 2024 mencapai 2,86 juta kiloliter atau 21,37% dari kuota yang ditetapkan sebesar 13,41 juta kiloliter saat ini.  

Sementara realisasi penyaluran biodiesel B35 pada periode yang sama tahun sebelumnya berada di level 2,55 juta kiloliter.  

“Ada tren kenaikan dari segi konsumsi sebesar 1,37% dari tahun 2023 ke 2024 pada periode bulan yang sama,” kata Dadan.

Selain itu, tren realisasi penyaluran fatty acid methly ester atau FAME mengalami peningkatan sepanjang Januari hingga Maret 2024, jika dibandingkan dengan triwulan pertama 2023.  

Kementerian ESDM memperkirakan tren konsumsi biodiesel B35 pada triwulan selanjutnya akan cederung mengalami kenaikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper