Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa upaya untuk mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi 61% milik Indonesia bakal rampung pada tahun ini.
Hal ini disampaikan olehnya saat memberikan sambutan di agenda Inaugurasi Menuju Ansor Masa Depan di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024).
Sebelumnya, orang nomor satu di Indonesia itu membuka sambutan dengan menceritakan perjuangan pemerintah selama 3,5 tahun untuk menambah porsi saham pertama pada 2018 dari 9% menjadi 51%.
Tidak ingin berhenti sampai di sana, Jokowi menyatakan, porsi saham itu akan kembali bertambah sebanyak 10% dalam waktu dekat sehingga totalnya menjadi 61%.
Dia melanjutkan bahwa dalam perjalanan untuk mengakuisi saham Freeport Indonesia dilakukan melalui skema bisnis.
Sekadar informasi, sebelumnya pada 8 November 2018, PT Inalum (Persero) resmi menerbitkan obligasi global sebesar US$4 miliar untuk proses mengakuisisi PTFI.
Baca Juga
“Freeport itu bukan milik Amerika Serikat lagi, tetapi sudah menjadi milik Indonesia. Sudah menjadi milik kita dan itu pengambilalihannya tak sedikit, pakai uang. Tidak pakai kekuatan, tetapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika Serikat, kita bayar ke Freeport,” kata Jokowi dalam forum tersebut.
Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan bahwa dalam upaya tersebut, pemerintah optimistis bahwa dalam kurun 4 tahun utang negara untuk mengakuisisi Freeport pasti akan lunas.
“InshaAllah tahun ini sudah lunas. Apalagi, harganya sekarang sudah 4 kali lipat dari harga waktu kita beli, karena harga tembaga dunia sekarang ini naik drastis. Artinya kita untung dan untung, untungnya saat itu pemiliknya mau melepas, karena kondisi goncangan ekonomi saat itu,” imbuhnya.
Di sisi lain, Jokowi pun mengaku bahwa sebelum proses untuk mengakuisisi, ada banyak pihak yang memberikan peringatan kepadanya terkait dengan dampak yang dapat terjadi apabila pemerintah memaksakan diri untuk mengakuisisi saham Freeport.
“Saya banyak ditakut-takuti saat itu, waktu proses pengambialihan, 'Pak hati-hati, papua bisa bergolak. Besoknya ada lagi, Pak hati-hati Papua bisa lepas dari Indonesia. Besoknya lagi memberitahu Pak hati-hati Indonesia akan bergejolak kalau Freeport diambil oleh Negara'. Tapi pengambilalihan itu tidak dengan menggunakan kekuatan power negara kok, dengan cara bisnis,” pungkas Jokowi.