Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali bersiap untuk mengajukan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) di tambang Grasberg, Papua Tengah pada tahun ini.
Freeport sempat berencana mengajukan permohonan perpanjangan kontrak tambang tersebut pada tahun lalu. Namun kemudian, Freeport diterpa persoalan insiden kebakaran smelter tembaga barunya di Gresik, Jawa Timur pada Oktober 2024, belum ada sebulan sejak diresmikan
Beroperasinya smelter tembaga Freeport memang menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi Freeport untuk mendapat perpanjangan kontrak IUPK selepas 2041.
President & Chief Executive Officer Freeport-McMoran Inc. (FCX) Kathleen Quirk mengatakan, proses perbaikan smelter telah dipercepat dan hampir rampung. Smelter ditargetkan dapat mulai beroperasi kembali pada akhir Mei 2025, lebih cepat 1 bulan dari jadwal sebelumnya.
Menurut Quirk, keberhasilan tersebut akan mempermudah upaya Freeport untuk mendapat perpanjangan hak operasi tambang dalam jangka panjang di Indonesia.
Apalagi, pabrik pemurnian logam mulia (PMR) PTFI di Gresik juga baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Pabrik emas murni batangan ini dapat menghasilkan sekitar 50 ton emas dan 210 ton perak per tahun. Selain itu, juga dapat menghasilkan platinum group metals yaitu 30 kilogram (kg) platinum dan 375 kg paladium.
Baca Juga
"Keberhasilan penyelesaian proyek-proyek ini memungkinkan kami untuk mendapatkan persetujuan perpanjangan hak operasi pada paruh kedua tahun ini," ujar Quirk dalam Earnings Call Q1 2025 Kamis (24/4/2025) waktu New York, AS.
Senior Vice President and President of FM Technical Services FCX Cory Stevens menambahkan bahwa perbaikan mekanis smelter tembaga PTFI pada dasarnya sudah selesai. Kegiatan pra-commissioning pada unit smelter yang sebelumnya terbakar juga berjalan baik.
"Jadi, pada Mei, kami akan memulai proses operasional, dan akan secara bertahap meningkatkan kapasitas hingga 100% dalam jangka waktu 6 bulan," imbuh Stevens.
Dengan progres tersebut, smelter tembaga PTFI dijadwalkan beroperasi dengan kapasitas penuh pada 2026.
Selain smelter, untuk mendapatkan perpanjangan kontrak, Freeport juga harus melakukan perjanjian jual beli saham baru yang tidak dapat terdilusi sebesar paling sedikit 10% dari total jumlah kepemilikan saham kepada BUMN dan memiliki komitmen investasi baru dalam bentuk peningkatan kapasitas smelter.
Dalam keterangan tertulis FCX, kesepakatan terkait perjanjian jual beli untuk pengalihan tambahan 10% kepemilikan di PTFI kepada PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) hingga saat ini masih tertunda. Untuk itu, permohonan perpanjangan kontrak juga dilakukan sembari menunggu negosiasi dengan MIND ID rampung.
Adapun, saat ini, 51,2% saham PTFI telah dikuasai oleh MIND ID. Dengan divestasi tambahan 10%, kepemilikan saham MIND ID di PTFI akan bertambah menjadi sekitar 61%.
Sebelumnya, Quirk mengungkapkan, penawaran saham 10% tersebut akan berasal dari kepemilikan saham Freeport McMoran dan pengalihan saham baru akan dilakukan pada 2041. Adapun, penawaran harga divestasi akan mengacu nilai buku pada akhir 2041.
"Dan harga yang dibayarkan pada saat itu akan menjadi penggantian modal yang telah dikeluarkan antara sekarang dan 2041," kata Quirk pertengahan tahun lalu.
"Pada dasarnya, ini hanyalah penggantian nilai buku dari apa yang ada untuk mendapatkan manfaat dari periode setelah 2041. Jadi pada dasarnya, lihatlah pada nilai buku di akhir tahun 2041 dan persentase pro rata, 10% saham kami akan dialihkan dan itu akan menjadi harga pembelian yang akan menjadi penggantian modal," jelasnya.
Kinerja Freeport Indonesia
Di sisi lain, kinerja operasional PTFI pada kuartal I/2025 mengalami penurunan signifikan.
Berdasarkan laporan kinerja Freeport-McMoRan Inc (FCX) kuartal I/2025, PTFI mencatatkan penjualan tembaga mencapai 290 juta pound. Jumlah tersebut turun 41,17% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 493 juta pon.