Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Pertemuan KTT G7: Hubungan Dagang dengan China hingga AI Jadi Sorotan

KTT G7menyoroti pengaruh besar dari perekonomian China serta pro kontra AI. KTT juga dihadiri oleh Paus Fransiskus untuk pertama kalinya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpose saat mereka menghadiri acara dengan para pemimpin G7 untuk mengumumkan deklarasi dukungan bersama untuk Ukraina, saat KTT NATO
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpose saat mereka menghadiri acara dengan para pemimpin G7 untuk mengumumkan deklarasi dukungan bersama untuk Ukraina, saat KTT NATO

Bisnis.com, JAKARTA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Goup of Seven (G7) menyoroti pengaruh besar dari perekonomian China. Negara G7 menyatakan tekadnya untuk melawan praktis bisnis China yang dinilai berbahaya.

Selain itu, kehadiran Paus Fransiskus pertama kalinya dalam KTT G7 telah menjadi sorotan. Dia yang tiba dengan kursi roda disambut hangat oleh para pemimpin termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden Argentina Javier Milei.

Melansir Reuters, Sabtu (15/6/2024), Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, tuan rumah KTT, menyampaikan bahwa kehadiran Paus dan kepala negara dan pemerintahan lainnya, termasuk Perdana Menteri India dan Raja Yordania, menunjukkan bahwa G7 bukanlah sebuah kelompok yang tertutup dan eksklusif.

"Kami tidak akan pernah menerima narasi yang menganggap 'Barat melawan yang lain'," kata Meloni dalam pertemuan tersebut pada Jumat, (14/6/2024).

Paus dalam pertemuan tersebut menyampaikan terkait pro dan kontra atas kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Menurutnya, AI dapat memicu antusiasme dan memperluas akses terhadap pengetahuan.

"Namun pada saat yang sama, hal ini juga dapat membawa ketidakadilan yang lebih besar antara negara maju dan negara berkembang atau antara kelas sosial yang dominan dan yang tertindas," kata Paus.

Terkait ekonomi China, Negara G7 sebelumnya menilai bahwa perdagangan negara tersebut telah menyebabkan pasar yang tidak seimbang, misalnya pada sektor kendaraan listrik, baja, dan energi terbarukan.

Namun demikian, G7 dalam pernyataan KTT yang dirilis pada Jumat malam menyatakan bahwa kelompok negara itu tidak berusaha merugikan China atau menghambat perkembangan ekonominya.

Di sisi lain, negara G7 akan mengambil tindakan untuk melindungi bisnis mereka dari praktik-praktik yang tidak adil, untuk menyamakan posisi dan mengatasi kerugian yang sedang berlangsung.

G7 juga memperingatkan akan mengambil tindakan terhadap institusi-institusi keuangan China yang membantu Rusia mendapatkan senjata untuk perangnya melawan Ukraina.

Sebagai informasi, AS pada pekan ini telah menjatuhkan sanksi baru pada perusahaan-perusahaan yang berbasis di China yang memasok semikonduktor ke Rusia di tengah kekhawatiran akan sikap Beijing yang semakin agresif terhadap Taiwan dan perselisihan dengan Filipina mengenai klaim wilayah maritim. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper