Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Cawapres Trump, JD Vance Sebut China Ancaman Terbesar bagi AS

Sebelum menjadi cawapres pilihan Trump, Vance sebelumnya pernah menyerukan tarif luas untuk barang-barang impor dari China.
Senator JD Vance, anggota Partai Republik dari Ohio dan calon wakil presiden dari Partai Republik, dalam Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, AS, pada hari Senin, 15 Juli 2024./Bloomberg-Eva Marie Uzcategui
Senator JD Vance, anggota Partai Republik dari Ohio dan calon wakil presiden dari Partai Republik, dalam Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, AS, pada hari Senin, 15 Juli 2024./Bloomberg-Eva Marie Uzcategui

Bisnis.com, JAKARTA – Calon Wakil Presiden AS dari Partai Republik JD Vance menyebut China sebagai ancaman terbesar bagi Amerika dalam salah satu wawancara pertamanya sejak dinobatkan sebagai calon wakil presiden pilihan Donald Trump.

Komentar ini menunjukkan kemungkinan sikap hawkish pemerintahan mereka terhadap China jika terpilih dalam pilpres November 2024 mendatang.

Melansir Bloomberg, Selasa (16/7/2024), senator dari Ohio ini membuat pernyataan tersebut dalam wawancara dengan Sean Hannity dari Fox News pada Senin.

Vance (39 tahun) dipilih oleh Trump beberapa hari setelah upaya pembunuhan terhadap mantan presiden tersebut.

Ketika ditanya mengenai perang di Ukraina, Vance mengatakan bahwa Trump akan bernegosiasi dengan Moskow dan Kyiv untuk menyelesaikan masalah dengan cepat sehingga Amerika bisa fokus pada masalah yang sebenarnya, yaitu China.

"Itu adalah ancaman terbesar bagi negara kita dan kita benar-benar teralihkan darinya," ujarnya seperti dikutip Bloomberg.

Presiden Joe Biden dan penantangnya, Trump, berebut untuk terlihat tegas terhadap China dalam kontestasi menuju pilpres AS November mendatang. Trump berjanji untuk menaikkan tarif impor terhadap China secara keseluruhan dan menjanjikan pajak 60% untuk semua impor dari Negeri Panda tersebut.

Di sisi lain, Biden telah mengumumkan pungutan impor baru untuk mobil listrik dari negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa mata-mata AS percaya bahwa China tidak memiliki preferensi yang jelas di antara kedua kandidat.

Vance sebelumnya pernah melayangkan kritik terhadap China. Mantan pemodal ventura yang kini menjadi senator ini sebelumnya menyerukan tarif luas untuk barang-barang China.

Vance juga menganjurkan untuk mengembalikan pabrik-pabrik perusahaan AS ke dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada Beijing.

Dalam konferensi pers rutin hari Selasa di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian merespons pernyataan Vance dan mengatakan bahwa negaranya menentang pemilihan umum AS yang menjadikan China sebagai isu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper