Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurma Jadi Ekspor Andalan Perdagangan Tunisia - Indonesia

Posisi perdagangan Tunisia dengan RI mencatatkan posisi defisit. Kurma kemudian menjadi komoditas ekspor andalan.
Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mohamed Trabelsi berpose seusai acara jamuan makan malam di Jakarta, Jumat (19/7/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mohamed Trabelsi berpose seusai acara jamuan makan malam di Jakarta, Jumat (19/7/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor kurma menjadi adalan Tunisia dalam hubungan perdagangan dengan Indonesia. Di tengah kondisi yang defisit, ekspor kurma justru bergeliat. 

Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Mohamed Trabelsi, mengatakan bahwa perdagangan dengan Tanah Air kini berada dalam posisi defisit. 

“Kami mengimpor US$150 juta. Tidak terlalu banyak, nilai tukarnya. Dan kami mengekspor sekitar US$50 juta dolar,” pungkasnya kepada Bisnis ketika ditemui di rumah kediamannya di Jakarta, pada Jumat (19/7/2024).

Adapun, Tunisia mengekspor kurma, hasil panen lainnya, produk kimia, tekstil, dan jumlah kecil pupuk. Kurma kemudian menjadi komoditas ekspor andalannya. 

“Kami adalah eksportir pertama (terbanyak) kurma ke Indonesia. Kami dan Mesir,” Jelas Trabelsi. 

Senada dengan pernyataan tersebut, dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat bahwa impor kurma utamanya berasal dari Tunisia dengan nilai mencapai US$29,66 miliar sepanjang Januari-Februari 2024. 

Mesir kemudian berada dalam posisi kedua sebagai negara asal utama impor kurma ke Indonesia, yang kemudian diikuti Iran dan Arab Saudi. 

“Secara volume, impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebanyak 11,24 ribu ton, meningkat 3,81 ribu ton atau 51,28% dibandingkan bulan sebelumnya,” ungkap Amalia dalam Rilis BPS, Jumat (15/3/2024).

Tunisia juga mengekspor benih kurma ke Malaysia, Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Trabelsi mengungkapkan bahwa orang Indonesia lebih menyukai kurma Tunisia. 

Mengutip laporan Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada April 2024 lalu, nilai perdagangan Indonesia dan Tunisia terus mengalami pertumbuhan positif dalam lima tahun terakhir, yakni dari 2018 hingga 2023. 

Pada tahun lalu, total perdagangan kedua negara mencapai US$217,6 juta, naik 1,09% jika dibanding tahun sebelumnya yang sebesar US$215,3 juta. 

Kemudian, pada tahun lalu ekspor Indonesia ke Tunisia mengalami penurunan 33,7% menjadi US$112,3 juta, dibandingkan US$169,6 juta pada 2022. 

Adapun, komoditas ekspor utama Indonesia ke Tunisia adalah minyak sawit, kopra, kendaraan bermotor, benang filamen sintesis, dan barang berbahan kulit samak atau dari kulit komposisi. 

Kemendag juga menuturkan bahwa Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) akan segera selesai, yang ditandai bahwa kedua pihak dapat menyelesaikan seluruh pembahasan teks utama IT-PTA, termasuk artikel soal imbal dagang dan transposisi. 

Kedua pihak juga menyepakati imbal dagang (counter trade) sebagai alternatif mekanisme pembayaran yang diharapkan dapat mendorong perdagangan bilateral Indonesia-Tunisia. 

Kemudian, kedua pihak juga menyepakati sebagian besar teks atau sebanyak 27 dari 31 pasal mengenai Ketentuan Asal Barang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper