Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Urban Rail: Ini Bocoran Groundbreaking Terowongan dan Rel Kereta

PT Sarana Bali Dwipa Jaya menjelaskan rencana groundbreaking dari terowongan dan rel kereta bawah tanah dalam bagian Bali Urban Rail.
Ilustrasi kereta bawah tanah. PT Sarana Bali Dwipa Jaya menjelaskan rencana groundbreaking dari terowongan dan rel kereta yang akan digunakan LRT Bali dalam bagian Bali Urban Rail./ Dok. Freepik
Ilustrasi kereta bawah tanah. PT Sarana Bali Dwipa Jaya menjelaskan rencana groundbreaking dari terowongan dan rel kereta yang akan digunakan LRT Bali dalam bagian Bali Urban Rail./ Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) memastikan groundbreaking terowongan dan rel kereta bawah tanah, yang menjadi bagian dari Bali Urban Rail and Associated Development.

Direktur Utama PT SBDJ, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara telah menetapkan PT Bumi Indah Prima (PT BIP) sebagai investor mitra dan pemimpin konsorsium proyek.

"PT SBDJ dan PT BIP akan bekerja sama membangun koridor infrastruktur transportasi berupa terowongan dan rel kereta bawah tanah, infrastruktur utilitas pendukung seperti telekomunikasi, tenaga listrik, air minum, sampah dan limbah serta pembangunan transit oriented development," kata Ari, Rabu (24/7/2024).

Dia menambahkan rencana groundbreaking akan dilaksanakan pada September 2024 yang berlokasi di Kuta Sentral Parkir, Badung, Bali.

Selain itu, lanjutnya, SBDJ akan mempersiapkan sumber daya manusia Bali yang berkualitas yang akan menjadi operator dan pemilik dari proyek besar tersebut. Masyarakat Bali bukan lagi hanya sebagai penonton.

Ari menuturkan PT BIP ditetapkan menjadi mitra investor dari lima calon investor baik global maupun domestik yang telah menyatakan minat. Adapun, rangkaian proses pemilihan investor mitra yang dilakukan sejak 15 Maret 2024 melalui Request for Qualification, hingga penetapan pada 19 Juli 2024.

"PT BIP dinilai yang paling mampu memenuhi kualifikasi yang di tetapkan oleh PT SBDJ sebagai partner investor," katanya.

Dia mengatakan Bali Urban Rail bakal dibangun dengan opsi bawah tanah (underground) karena ada tiga alasan utama tidak bisa dibangun secara melayang (elevated).

Pertama, ada ketentuan adat Bali bahwa bangunan tidak boleh melebihi 15 meter, karena ada banyak bangunan suci seperti pura. Kedua, harga tanah di Bali sangat mahal, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pembebasan lahan proyek.

Ketiga, Bali merupakan industri wisata, sehingga akan mengganggu apabila ada penutupan jalan imbas pengerjaan proyek.

Adapun, pembangunan Bali Urban Rail ini memiliki payung hukum berupa Peraturan Gubernur (Pergub) No. 9/2024 tentang penugasan PT Jamkrida Bali Mandara dan SBDJ sebagai pelaksana dan penanggung jawab proyek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper