Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Airasia Sebut Harga Avtur RI Tertinggi di Asean, 28% Lebih Mahal dari Malaysia

CEO Capital A Berhad Tony Fernandes mengatakan harga bahan bakar pesawat (Avtur) Indonesia merupakan yang termahal dibandingkan dengan negara-negara di Asean.
CEO Capital A Berhad, Tony Fernandes memberikan paparan saat konferensi pers AirAsia di Jakarta, Kamis (5/9/2024)/JIBI/Bisnis/Abdurachman
CEO Capital A Berhad, Tony Fernandes memberikan paparan saat konferensi pers AirAsia di Jakarta, Kamis (5/9/2024)/JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes mengeluh mengenai harga bahan bakar pesawat (avtur) di Indonesia sangat mahal bahkan 28 persen lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

“Harga bahan bakar di Indonesia adalah tertinggi di ASEAN, sekitar 28 persen,” ujar Tony dikutip dari Antara, Minggu (9/9/2024). 

Tony menilai mahalnya harga avtur di Indonesia disebabkan oleh minimnya kompetisi penyedia avtur, yang kemudian berdampak pada biaya operasional maskapai dan tingginya harga tiket pesawat penerbangan domestik di Indonesia dibandingkan dengan negara lainya.

Dia juga menyoroti soal pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) di Tanah Air yang dikenakan dua kali untuk bahan bakar, khususnya untuk penerbangan domestik sebesar 11 persen.

Atas dua permasalahan tersebut, Tony bakal bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, termasuk soal pembatasan tarif maskapai.

“Pembatasan tarif membuat tarif menjadi lebih mahal,” ujarnya.

Butuh Dana

Emiten maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) akan melakukan penggalangan dana di pasar modal sebesar US$50 juta atau setara Rp774,5 miliar (kurs jisdor Rp15.490) untuk penambahan 70 armada pesawat. 

Tony Fernandes mengatakan, pihaknya secara total memerlukan dana segar sebesar US$80 juta atau setara Rp1,23 triliun untuk pengadaan pesawat. 

“Saya berharap dapat mengumpulkan sekitar US$50 juta di IDX dan karena ini akan memakan waktu lama, kami ingin mendapatkan pembiayaan bank di kisaran US$30 hingga US$40 juta,” kata Tony. 

Tony menjelaskan, AirAsia akan melakukan penggalangan dana melalui pasar modal sebesar US$50 juta serta dari pembiayaan bank sebanyak US$30 juta hingga US$40 juta.

Meski demikian, terkait mekanisme penggalangan dana yang akan dilakukan, Tony tidak dapat memerinci karena masih akan menunggu pihak investment banking. 

Adapun, dana segar tersebut akan digunakan untuk pengadaan 70 pesawat AirAsia. Sampai dengan saat ini, AirAsia memiliki 30 unit pesawat, maka targetnya adalah AirAsia akan memiliki 100 pesawat setidaknya dalam 5 tahun ke depan. 

Di sisi lain, Tony menjelaskan induk CMPP akan mengubah pinjaman ke CMPP menjadi ekuitas. 

“Grup AirAsia telah memberikan banyak pinjaman ke CMPP. Kami akan mengubah pinjaman tersebut menjadi ekuitas. Kami akan melunasi semua pinjaman itu. Itu adalah investasi kami ke CMPP,” jelas dia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper