10 Tahun Pemerintahan Jokowi, 27 Juta UMKM Go Digital

Terhempas badai covid-19 membuat bisnis UMKM snack ‘Tempeman’  anjlok dan penjualan turun hingga 40 persen.
Suasana gedung bertingkat dan perkantoran di Jakarta, Minggu (30/6/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana gedung bertingkat dan perkantoran di Jakarta, Minggu (30/6/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Terhempas badai covid-19 membuat bisnis UMKM snack ‘Tempeman’ anjlok dan penjualan turun hingga 40 persen.

Hal tersebut membuat Benny Santoso sang pemilik bisnis snack berbahan tempe itu putar otak, dengan mengalihkan penjualan bisnisnya via online.

Tak disangka, perubahan konsep jualan dari offline menjadi online itu membuat Benny justru bisa meraup omzet berkali-kali lipat dibandingkan ketika hanya berjualan offline.

“Saat pandemi penjualan Tempeman turun sampai 40%, sempat bingung tapi akhirnya saya memutuskan berjualan online  tahun 2020 itu,” paparnya.

Berkat berjualan online inilah, dia mengaku bisnis yang berpusat di Bali itu bisa mencapai omzet hingga puluhan juta per bulan. Hal ini tidak pernah terpikir olehnya, apalagi dulu dia hanya bermodal Rp3 juta saja saat mulai berbisnis.

Selain itu, dia mengaku saat ini konsumennya bukan lagi  hanya berasal dari wilayah Bali saja, namun di seluruh Indonesia, setelah mulai berjualan online.

“Karena jualan online juga Tempeman jadi dikenal ke seluruh Indonesia dan saya sering juga memberikan pelatihan dan sharing ke pelaku UMKM lainnya,” tambahnya.

Kisah sukses jualan online juga datang dari Aditya Suryadinata CEO batik Rianty, asal Yogyakarta.

Bedanya, Aditya lebih dahulu memulai jualan online pada tahun 2017 lalu atau sebelum pandemi covid-19.

Alasannya karena pria  lulusan University of East Angelia London ini telah melihat kesuksesan bisnis online di luar negeri, sehingga dia ingin menerapkannya di bisnis keluarganya tersebut.

“Saya mulai gabung di Batik Rianty pada 2015, tapi mulai ekspansi ke penjualan online sekitar 2016 atau 2017 karena saya tahu potensi online sangat besar, buktinya di luar negeri konsep semacam ini sudah lama berjalan dan sukses,” paparnya.

Keputusannya itupun membuat bisnisnya tetap berjalan meski pandemi covid membuat nyaris semua bisnis terpukul.

Karena katanya, saat covid, pengembangan bisnis onlinenya sudah berjalan bertahap dan stabil, dan ini membantu bisnis tetap survive saat pandemi. Sehingga meskipun toko oflline nya yang berada di jalan Malioboro tutup, mereka tidak harus gulung tikar.

“Penjualan  online kami membantu transaksi naik dan pasar meluas juga ke seluruh Indonesia," ujarnya.

Berkat jualan online ini pula, Aditya mengaku kini sudah memiliki 100 pegawai, 13 cabang toko, dan omzet mencapai Rp50 juta per bulan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper