Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Jokowi Lengser, RI Dibanjiri 3 Juta Ton Beras Impor

Impor beras Indonesia mencapai 3,05 juta ton atau senilai US$1,91 miliar sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia melakukan impor beras cukup besar menjelang berakhirnya periode pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor beras Indonesia mencapai 3,05 juta ton atau senilai US$1,91 miliar sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024.

“Total impor beras Januari hingga Agustus 2024 mencapai 3,05 juta ton atau senilai US$1,91 miliar,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rilis BPS, dikutip Rabu (18/9/2024).

Dalam paparan yang disampaikan Pudji, Thailand menjadi negara dengan impor beras terbesar ke Indonesia yakni sebanyak 1,13 juta ton atau senilai US$734,78 juta.

Selain Thailand, Indonesia juga mendatangkan beras impor dari Vietnam yakni sebanyak 870.000 ton atau senilai US$542,86 juta, dan Pakistan sebanyak 460.000 juta atau senilai US$290,56 juta sepanjang Januari-Agustus 2024.

Pudji menyebut, total impor beras memberikan andil sebesar 1,50% dari total impor nonmigas Indonesia. 

BPS mencatat, nilai impor mencapai US$20,6 miliar pada Agustus 2024. Nilai tersebut turun 4,92% (month-to-month/mtm) dibanding Juli 2024 atau meningkat 9,46% dibanding Agustus 2023. 

Penyebab utama turunnya impor pada Agustus 2024 disebabkan oleh turunnya impor migas US$909,3 juta atau 25,56% dan nonmigas US$161,9 juta atau 0,89%. 

Adapun penurunan impor migas dipicu oleh berkurangnya impor minyak mentah US$382,2 juta atau sebesar 35,11% dan hasil minyak US$527,1 juta atau 21,35%. 

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari–Agustus 2024 tercatat meningkat sebesar US$4.864,8 juta atau 3,31%. Peningkatan ini dipicu oleh bertambahnya impor migas senilai US$1,77 miliar atau 7,93% dan nonmigas senilai US$3,08 miliar atau  2,47%.

BPS melaporkan, peningkatan nilai impor migas disebabkan oleh bertambahnya impor minyak mentah senilai US$155,5 juta atau 2,27% dan hasil minyak US$1.624,0 ribu atau 10,41%.

Tercatat, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama periode ini adalah China senilai US$45,41 miliar atau 35,52% Jepang US$9,30 miliar atau 7,28%, dan Australia US$6,57 miliar atau 5,14%. 

Sementara, BPS melaporkan bahwa impor nonmigas dari Asean mencapai US$22,69 miliar atau 17,75%  dan Uni Eropa US$8,33 miliar atau 6,52%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper