Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur BI: Ekonomi RI Era Jokowi Termasuk yang Terkuat di Dunia

Indonesia dinilai sebagai salah satu contoh terbaik bagaimana koordinasi moneter, fiskal, dan stabilitas makro ekonomi menjadi dasar bagi pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan paparan dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/82024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan paparan dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/82024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, SURAKARTA — Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sekaligus Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, ketahanan ekonomi Indonesia selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Pernyataan itu Perry sampaikan dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-XXII di Surakarta, Jawa Tengah pada Kamis (19/9/2024).

"Kami memandang bahwa ketahanan ekonomi Indonesia 10 tahun terakhir itu adalah termasuk yang terkuat di dunia. Bahkan, pada saat-saat Covid Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat," kata Perry.

Dia mencontohkan, rata-rata pertumbuhan ekonomi sedekade terakhir berada sedikit di atas 5%. Menurutnya, angka pertumbuhan tersebut merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Bahkan, menurutnya, struktur perekonomian semakin baik meski belum sempurna. Dia menerangkan, inflasi bisa ditahan di sekitar angka 2% dan defisit anggaran selalu di bawah 3%—kecuali era pandemi Covid-19.

"Indonesia salah satu contoh terbaik bagaimana koordinasi moneter, fiskal, stabilitas makro ekonomi sebagai salah satu dasar untuk bisa tumbuh," kata Perry.

Alumni FEB UGM ini pun menilai, semua itu bisa tercapai berkat reformasi struktural ala Jokowi yang menitikberatkan kepada aspek pembangunan infrastruktur, hilirisasi, digitalisasi, dan dukungan kepada UMKM.

Kendati demikian, dia menyatakan ISEI mencatat terdapat lima tantangan strategis ke depan. Pertama, perubahan siklus ekonomi-keuangan yang semakin cepat dan beresiko menimbulkan kerentanan.

Kedua, kedua pergeseran pola sumber pertumbuhan ekonomi dari Amerika Serikat, China, Indonesia, dan India. Ketiga, perubahan demografi yang semakin menua di negara maju.

Keempat, perkembangan digitalisasi yang semakin pesat. Kelima, penciptaan inklusi sekaligus ekonomi hijau untuk UMKM.

Oleh sebab itu, lanjut Perry, ISEI merekomendasikan kebijakan strategi hilirisasi pangan secara bertahap. Di jangka pendek, difokuskan kepada komoditas yang dapat membantu upaya menjaga ketahanan pangan, stabilitas harga, dan padat karya seperti beras, cabe, bawang merah, dan ikan. 

Di jangka menengah-panjang, hilirisasi dapat diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui defisit transaksi berjalan seperti melalui komoditas rumput laut, sawit, dan tebu.

"Tentunya keberhasilan hilirisasi pangan perlu didukung oleh berbagai strategi kunci lainnya yang mencakup kelembagaan, perdagangan, kebijakan di daerah hingga strategi pembiayaan," tutup Perry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper