Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pidato Terakhir di Sidang Umum PBB, Biden Soroti Perang Rusia-Ukraina dan Timur Tengah

Presiden AS Joe Biden menyoroti ketegangan geopolitik dalam pidato terakhirnya di sidang umum PBB, termasuk perang Rusia-Ukraina dan tensi di Timur Tengah.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington. Pool Reuters/Evan Vucci
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington. Pool Reuters/Evan Vucci

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan pidato kepada para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk terakhir kalinya pada Selasa (24/9/2024) waktu AS.

Mengutip Reuters pada Rabu (25/9/2024) Biden menyatakan perang Rusia di Ukraina telah gagal dan bahwa solusi diplomatik antara Israel dan Hizbullah Lebanon masih mungkin dilakukan.

Dengan sisa masa jabatannya selama empat bulan, Biden naik ke podium di Majelis Umum PBB di tengah perang di Ukraina, Jalur Gaza, dan Sudan yang masih berkecamuk dan kemungkinan akan bertahan lebih lama dari masa jabatannya sebagai presiden, yang akan berakhir pada bulan Januari.

Dia berusaha meredakan ketegangan ketika perang selama hampir setahun antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza yang terkepung kini mengancam akan melanda Lebanon – di mana Israel menargetkan lebih dari seribu sasaran Hizbullah pada hari Senin.

“Perang skala besar bukanlah kepentingan siapa pun, bahkan jika situasi telah meningkat, solusi diplomatik masih mungkin dilakukan,” katanya kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang.

Diiringi tepuk tangan meriah, Biden meminta Israel dan Hamas untuk menyelesaikan persyaratan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang diajukan oleh AS, Qatar, dan Mesir.

Kepresidenan Biden juga didominasi oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berada di aula pertemuan untuk mendengarkan pidato Biden dan menekankan dukungan AS terhadap negaranya.

“Kabar baiknya adalah perang Putin telah gagal mencapai tujuan utamanya. Dia bermaksud menghancurkan Ukraina, namun Ukraina masih bebas. Kami tidak boleh merasa lelah, kami tidak bisa berpaling, dan kami tidak akan berhenti mendukung Ukraina, sampai Ukraina menang dengan perdamaian yang adil dan tahan lama,” kata Biden.

Rusia menguasai kurang dari seperlima wilayah Ukraina, termasuk sekitar 80% wilayah Donbas. Pasukan Rusia mulai menyerbu kota Vuhledar di Ukraina timur, sebuah benteng yang telah menahan serangan Rusia sejak awal perang, menurut blogger perang Rusia dan media pemerintah.

Biden dijadwalkan mendengar dari Zelenskiy tentang rencana perdamaian baru Ukraina ketika mereka bertemu di Washington pada hari Kamis. Seorang pejabat AS mengatakan rencana tersebut mungkin mirip dengan rencana sebelumnya yang menyerukan lebih banyak persenjataan dan dukungan untuk perjuangan Ukraina.

Periode kepresidenan Biden didominasi oleh upaya melawan China dan Iran, yang mendukung Hamas dan Hizbullah. Biden mengatakan progres menuju perdamaian di Timur Tengah akan menempatkan dunia pada posisi yang lebih kuat untuk menghadapi ancaman yang terus menerus dari Iran.

“Bersama-sama kita harus menolak pasokan oksigen ke proksi terorisnya dan memastikan bahwa Iran tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir,” katanya.

Dia mengatakan Amerika Serikat berusaha mengelola persaingan dengan Tiongkok secara bertanggung jawab sehingga tidak berubah menjadi konflik.

“Kami siap bekerja sama dalam menghadapi tantangan mendesak,” katanya. "Kami baru-baru ini melanjutkan kerja sama dengan China untuk menghentikan aliran narkotika sintetis yang mematikan. Saya menghargai kerja sama ini. Ini penting bagi masyarakat negara saya dan banyak negara lainnya di seluruh dunia,” katanya

Biden juga menyampaikan pesan kepada para pemimpin partai-partai yang bertikai di Sudan untuk mengakhiri perang tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper