Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Salim Resmi Caplok 35% Saham Tol Trans Jawa Senilai Rp15,75 Triliun

Grup Salim melalui PT Nusantara Infrastructure (META) resmi mencaplok 35% kepemilikan saham Jasa Marga (JSMR) di Tol Trans Jawa.
Kemacetan panjang terjadi di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik Lebaran 2023, Rabu (19/4/2023) - Jasa Marga.
Kemacetan panjang terjadi di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik Lebaran 2023, Rabu (19/4/2023) - Jasa Marga.

Bisnis.com, JAKARTA – Entitas usaha milik Grup Salim yakni PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) melalui Konsorsium GIC – MPTC resmi mencaplok 35% kepemilikan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT). 

Untuk diketahui, Konsorsium GIC – MPTC sendiri terdiri dari PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Rollways Indonesia Services (MPTIS) dan Warrington Investment Pte. Ltd. (WIPL) yang merupakan entitas usaha dari Government of Singapore Investment Corporation (GIC).

Adapun, nilai akuisisi saham sebesar 35% oleh Konsorsium GIC – MPTC itu nilainya mencapai Rp15,75 triliun termasuk di dalamnya penerbitan saham baru. Di mana, penandatanganan akta jual beli saham telah dilakukan pada 27 September 2024.

Direktur Utama Margautama Nusantara, Danni Hasan mengatakan, aksi korporasi ini merupakan komitmen Perusahaan dalam mendukung peran Pemerintah untuk menciptakan infrastruktur yang berkelanjutan.

“Tol Transjawa merupakan salah satu jalan tol strategis di Indonesia yang menghubungkan kota-kota utama di Pulau Jawa, sekaligus memainkan peran penting dalam akselerator distribusi barang dan jasa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional,” kata Danni dalam keterangan resmi, Senin (30/9/2024). 

Dia menambahkan, aksi korporasi tersebut menjadi wujud konkret sinergi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional, sekaligus memberikan dampak positif dalam meningkatkan aksesibilitas, mendorong perkembangan ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas.

Di samping itu, akuisisi Tol Trans Jawa itu juga dilakukan dalam rangka memperkuat laju pertumbuhan bisnis jangka panjang agar dapat meningkatkan daya saing perseroan.

“Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari kerja sama solid dengan mitra strategis yang mendukung strategic movement perusahaan, oleh karenanya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh partner atas kepercayaan dan komitmennya untuk terus menciptakan nilai tambah yang lebih besar di masa depan," imbuhnya. 

Di tengah akuisisi tersebut, Direktur Utama JSMR Subakti Syukur memastikan bahwa PT JTT masih menjadi bagian dalam kelompok usaha Jasa Marga dan akan terus memegang kendali penuh terhadap pengelolaan pengoperasian Jalan Tol Trans Jawa. 

Dia mengatakan Jasa Marga tetap mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham pengendali utama di PT JTT dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 65%.

Adapun, komposisi pemegang saham lain PT JTT saat ini yaitu sebesar 20,3% dimiliki PT MPTIS, 10,5% dimiliki oleh Warrington dan 4,2% dimiliki oleh PT MUN yang merupakan anak usaha dari PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META).

Dengan demikian, dalam jangka panjang, pengusahaan Jalan Tol Trans Jawa diproyeksi akan terus mengalami pertumbuhan positif seiring dengan pengembangan infrastruktur dan jaringan jalan di berbagai wilayah di pulau Jawa, sehingga tentunya akan menghasilkan value yang optimal bagi pemegang saham dan para stakeholder.

"Penandatanganan SPA ini tentunya merupakan wujud komitmen kerja sama investasi dalam pengusahaan Ruas Jalan Tol Trans Jawa, melalui PT JTT sebagai Badan Usaha yang mengelola. Saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari seluruh pihak yang turut terlibat dalam menyukseskan aksi korporasi ini," tutup Subakti.

Untuk diketahui sebelumnya, PT JTT merupakan badan usaha jalan tol (BUJT) yang mengoperasikan Tol Trans Jawa sepanjang 676 kilometer (km) dan terdiri dari 13 ruas jalan tol.

Tol Trans Jawa memiliki berbagai peran vital di antaranya untuk meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa, mendukung mobilitas masyarakat, mendorong perekonomian nasional dan pengembangan kawasan strategis serta memperlancar distribusi barang dan jasa (logistik).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper