Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TEI 2024: Ini 4 Komoditas Primadona untuk Ekspor ke Kamboja

Duta Besar Indonesia mencatat ada empat komoditas primadona Indonesia yang dapat diekspor ke Kamboja.
Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau salah satu stan saat pembukaan Trade Expo Indonesia ke-39 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (9/10/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau salah satu stan saat pembukaan Trade Expo Indonesia ke-39 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (9/10/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, TANGERANG — Kamboja menjadi pasar yang potensial bagi Indonesia untuk melakukan perdagangan ekspor. Sejumlah produk mulai dari makanan hingga rokok dinilai cocok bagi Negara Khmer. .

Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto mengungkap ada empat komoditas ekspor Indonesia yang menjadi primadona di Kamboja.

“Kalau dilihat saat ini empat komoditas utama Indonesia ke Kamboja. Yang pertama adalah batu bara, kedua adalah rokok, yang ketiga adalah mobil dan spare parts,” kata Santo saat ditemui di acara Trade Expo Indonesia (TEI 2024) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (11/10/2024).

Serta, lanjut Santo, komoditas lainnya adalah makanan dan minuman (food and beverage/F&B). Bahkan, Dubes RI untuk Kamboja itu mengaku komoditas F&B alias produk Indonesia memiliki eksposur yang tinggi di Kamboja.

“Saya di Kamboja berusaha untuk branding. Jadi berbagai macam brand Indonesia itu saya coba untuk dorong supaya orang itu mengenal produk-produk Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, makanan dan minuman lebih dikenal di Kamboja dibandingkan batu bara dan rokok. Dia juga menuturkan pihaknya tengah berusaha untuk mengajak para produsen makanan untuk semakin memperkuat merek mamin di Kamboja.

“Dengan harapan nanti ke depannya akan ada produk-produk lain juga yang akan berkembang di Kamboja,” ungkapnya.

Adapun di tengah masa transisi pemerintahan baru Prabowo Subianto—Gibran Rakabuming Raka, Santo melihat positifnya ekspor perdagangan Kamboja-Indonesia. Menurutnya, pemerintah akan berusaha mendorong ekspor Indonesia ke pasar baru, termasuk Kamboja.

“Walaupun Kamboja itu negara tetangga kita, bisa dibilang Kamboja itu adalah pasar baru. Karena memang konsentrasi kita selama ini kan ke Malaysia, Thailand, Vietnam. Jadi Kamboja ini adalah market baru,” ungkapnya.

Terlebih, Santo menjelaskan bahwa pasar Indonesia harus berkompetisi dengan perusahaan lokal di Thailand dan Vietnam. Sedangkan di Kamboja, lanjut dia, Indonesia tidak bersaing dengan perusahaan lokal di sana. Hal itu lantaran manufaktur perusahaan lokal di Kamboja masih lemah dibandingkan Indonesia.

“Jadi kita tuh sebenarnya kalau mau, kita tuh bisa membanjiri pasar Kamboja dan produk-produk Indonesia. Tapi tentunya kita harus berkompetisi dengan negara-negara lain yang sudah ada di sana lebih dahulu, seperti Thailand, Vietnam,” tuturnya.

Dia pun berharap pemerintah akan semakin memperluas pasar Indonesia di kawasan Mekong. “Harapan saya adalah bahwa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini mendukung upaya KBRI itu juga akan dilakukan oleh pemerintahan yang akan datang,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper