Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Permohonan Relaksasi Ekspor, Freeport Masih Lakukan Asesmen

PT Freeport Indonesia (PTFI) masih melakukan asesmen terhadap insiden kebakaran smelter dan belum menentukan langkah selanjutnya.
Kawasan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur/Dok: Tim PTFI.
Kawasan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur/Dok: Tim PTFI.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) buka suara terkait permohonan untuk memperpanjang relaksasi ekspor konsentrat tembaga buntut kebakaran di smelter tembaga barunya di Gresik beberapa waktu lalu.

Dilaporkan sebelumnya, induk PTFI, Freeport-McMoran Inc. (FCX), melaporkan insiden kebakaran tersebut mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur produksi asam sulfat yang diperlukan untuk proses peleburan tembaga. Akibatnya, operasi smelter dihentikan sementara sambil menunggu kegiatan perbaikan.

Paralel dengan upaya tersebut, Freeport ingin pemerintah tetap mengizinkan ekspor konsentrat tembaga hingga operasi smelter pulih dan berproduksi 100%.

Terkait hal tersebut, VP Corporate Communications Katri Krisnati tak membantah ataupun membenarkan lobi perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga itu.

Dia menyebut fokus PTFI saat ini adalah kepada asesmen dan evaluasi pascakebakaran di common gas cleaning plant di smelter tembaga yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate atau KEK JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur tersebut.

"Langkah-langkah selanjutnya baru dapat diketahui setelah proses asesmen dan evaluasi selesai," kata Katri kepada Bisnis, Kamis (24/10/2024).

Dia menjelaskan, asesmen dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak dan pakar. Ini termasuk melibatkan kontraktor dan subkontraktor serta equipment manufacturer dari berbagai negara.

Sebelumnya, President & Chief Executive Officer Freeport-McMoran Inc. Kathleen Quirk mengatakan, pihaknya tengah melakukan diskusi dengan pemerintah untuk memperpanjang relaksasi ekspor konsentrat tembaga. Menurutnya, ekspor konsentrat perlu berlanjut seiring perbaikan fasilitas yang terdampak kebakaran.

"Kami memiliki fleksibilitas dalam kuota [ekspor] yang ada saat ini mengenai apa yang dapat kami kirimkan hingga tahun 2024. Namun, kami akan meminta fleksibilitas tambahan untuk memastikan bahwa kami dapat mengirimkan semua yang kami produksi pada tahun 2024," ujar Quirk dalam Earnings Conference Call Q3 2024, Selasa (22/10/2024) waktu New York, AS.

Quirk mengaku belum tahu kapan perbaikan smelter akan rampung. Namun, dia memastikan bahwa Freeport akan bekerja keras untuk memulihkan operasi secepat mungkin.

Kebakaran fasilitas pengolahan asam sulfat pada smelter PTFI terjadi pada Senin (14/10/2024) lalu. Adapun larangan ekspor konsentrat tembaga sebelumnya berlaku mulai Juni 2024. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 22/2023.

Namun, dalam perjalanannya, pemerintah memutuskan untuk menunda larangan tersebut hingga 31 Desember 2024 melalui Permendag No. 10/2024 yang merupakan perubahan dari Permendag No.22/2023.

Saat itu, relaksasi hingga 31 Desember 2024, itu diberikan lantaran pembangunan smelter khususnya milik PTFI belum rampung. Oleh karena itu, relaksasi akan kembali diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap komitmen investasi PTFI.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper