Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbaiki Infrastruktur Digital Layanan Kesehatan, Malaysia Siapkan 2,6 Miliar Ringgit

Bank sentral Malaysia menyediakan 2,6 miliar ringgit atau setara Rp9,2 Triliun untuk meningkatkan infrastruktur teknologi berbagai industri, termasuk kesehatan.
Menara Kembar di Malaysia. / Pegipegi
Menara Kembar di Malaysia. / Pegipegi

Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral Malaysia akan menyediakan 2,6 miliar ringgit atau setara Rp9,2 triliun untuk meningkatkan infrastruktur teknologi berbagai industri, termasuk perawatan kesehatan.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (25/10/2024), Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan bahwa pemerintah Negeri Jiran ingin memfokuskan pembiayaan pembangunan pada digitalisasi sistem perawatan kesehatan karena berupaya meningkatkan pariwisata medis dan memberikan akses layanan kepada desa-desa terpencil. 

"Banyak fokus yang ditujukan untuk memastikan bahwa kita dapat mengubah banyak pusat perawatan kesehatan ini menjadi apa yang secara kiasan dikenal sebagai rumah sakit pintar," kata Fahmi. 

Fahmi melanjutkan, pihaknya mencoba memanfaatkan banyak infrastruktur, infrastruktur digital dan telekomunikasi untuk memanfaatkan sepenuhnya banyak teknologi yang sebenarnya sudah tersedia.

Pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang baru berusia dua tahun berfokus pada peningkatan infrastruktur negara—daripada proyek-proyek besar—karena berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi asing.

Ketidakstabilan politik yang berlangsung lama telah menghambat proses reformasi. Adapun, Malaysia telah mengalami pergantian empat perdana menteri yang berbeda dalam empat tahun.

"Pemerintah berupaya mengatur ulang jalur pertumbuhan negara, berfokus pada tanggung jawab fiskal, dan memulai reformasi yang luas ini yang hanya dapat membangun kepercayaan pada tata kelola negara yang lebih baik," kata Fahmi.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia diperkirakan akan meningkat menjadi 4,5% hingga 5,5% tahun depan, dari kisaran proyeksi 4,8% hingga 5,3% pada tahun 2024.

Malaysia memanfaatkan jaringan 5G-nya untuk meluncurkan layanan telemedicine dan e-health di daerah pedesaan, yang memungkinkan orang melakukan pemeriksaan kesehatan "tanpa harus pergi ke rumah sakit terdekat, yang mungkin berjarak satu jam, hanya untuk memeriksa tekanan darah mereka," menurut Fahmi.

Fahmi melanjutkan, Malaysia akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari AS, Inggris, dan Australia untuk meningkatkan pasar kesehatan digitalnya.

Malaysia juga berencana memanfaatkan teknologi langsung ke perangkat yang memanfaatkan satelit orbit Bumi rendah di "daerah-daerah yang sangat terpencil dengan konektivitas nol hingga sedikit" tahun depan, kata Fahmi.

Laporan BMI, perusahaan Fitch Solutions menyebut, pengeluaran kesehatan di Malaysia diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 8,3%, melampaui negara-negara tetangga termasuk Singapura dan Thailand dalam jangka menengah.

"Malaysia tetap menjadi tujuan yang menarik bagi pasien asing, dengan fasilitas perawatan kesehatan berkualitas tinggi yang dilengkapi dengan produk medis modern, dan layanan yang hemat biaya," kata BMI.

Pasar perawatan kesehatan digital diperkirakan akan tumbuh menjadi $549,7 miliar pada tahun 2028 di seluruh dunia, dari US$180 miliar pada tahun 2023, menurut firma riset MarketsandMarkets.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper