Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi 8% yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto perlu dibarengi dengan masuknya guyuran investasi asing ke Tanah Air.
Ketua Umum Kadin Indonesia 2024–2029 Anindya Novyan Bakrie memandang bahwa ambisi Presiden Prabowo mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun secara bertahap perlu adanya keseriusan dalam hal penanaman modal asing langsung atau foreign direct investment (FDI).
“Untuk mencapai target ini, kita perlu mendapatkan investasi asing langsung [FDI] yang serius dan berpikiran maju, terutama di sektor-sektor yang dapat mengatasi tantangan terbesar di dunia saat ini dan di masa depan,” kata Anindya di acara Kadin Indonesia bertajuk Diplomatic—Economic Reception Dinner di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (1/11/2024) malam.
Di sisi lain, Anin menyatakan Kadin akan memfokuskan pada dua hal penting, yaitu transisi energi dan ketahanan pangan.
Adapun untuk mengerek pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun, Anin menyebut keberadaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Sebab, sektor ini berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia dan UMKM juga mempekerjakan 97% tenaga kerja.
“Kadin mendukung usaha-usaha ini dengan membantu mereka tumbuh melalui ekspansi internasional dan oleh karena itu ekspor adalah pendorong utama pembangunan ekonomi kita,” ujarnya.
Baca Juga
Di samping itu, Anin juga menekankan pentingnya hubungan diplomasi Indonesia dengan negara sahabat. Menurutnya, hubungan diplomasi ini penting untuk Indonesia, salah satunya diharapkan bisa mendatangkan guyuran investasi asing ke Indonesia.
Selain itu, agenda ini dinilai bisa membantu membuka pasar perdagangan untuk mencari mitra. Serta, pentingnya mengedepankan industrialisasi yang berbasis ekspor di tengah industri yang mengalami transformasi.
“Jadi, semua itu dimulai dengan hubungan baik dengan negara-negara tersebut dan ini dimulai dengan acara-acara seperti ini,” tuturnya.