Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilema Pengusaha Tambang Garap Hilirisasi Mineral & Kurangi Emisi

Indonesian Mining Association (IMA) mengungkapkan pengusaha menghadapi dilema dalam pengembangan hilirisasi mineral dan upaya pengurangan emisi.
Executive Director Indonesian Mining Association Hendra Sinadia saat acara Bisnis Indonesia Forum bertema Menyelaraskan Potensi Mineral Dengan Visi Ekonomi Nasional di Jakarta, Rabu (6/11/2024)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Executive Director Indonesian Mining Association Hendra Sinadia saat acara Bisnis Indonesia Forum bertema Menyelaraskan Potensi Mineral Dengan Visi Ekonomi Nasional di Jakarta, Rabu (6/11/2024)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Executive Director Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengungkapkan dilema antara pengembangan hilirisasi mineral dan upaya pengurangan emisi.

Dia menjelaskan pengembangan industri hilir dari pertambangan mineral tentu membutuhkan sumber energi yang terjangkau. Hendra mengatakan, kebutuhan energi yang terjangkau itu khususnya untuk operasional smelter.

Sementara itu, sumber energi yang terjangkau dan pasokannya melimpah adalah batu bara.

"Ini memang ada implikasi di aspek pengurangan emisi karena di satu sisi kita harus komitmen mengurangi emisi, tapi di sisi lain dalam pengembangan industri domestik, butuh sumber energi yang besar," tutur Hendra dalam acara Bisnis Indonesia Forum di Jakarta, Rabu (6/11/2024).

Dia menuturkan capital expenditure (capex) atau pengeluaran modal smelter adalah untuk pembangkit listrik. Menurutnya, capex dari smelter untuk energi bisa mencapai 50% hingga 60%.

"Jadi capex terbesar downstream industri ada di energi, sementara sumber daya kita yang banyak, yaitu batu bara," kata Hendra.

Menurutnya, dilema itu menjadi tantangan semua pihak. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah dapat membuat kebijakan yang adil terkait aturan penggunaan energi pada smelter.

Hendra berpendapat pemerintah boleh saja melarang penggunaan batu bara sebagai sumber energi, asal itu dilakukan secara bertahap. Dengan begitu, para pelaku industri juga masih bisa mendapatkan sumber energi dengan harga yang terjangkau.

"Pemerintah bisa membuat kebijakan yang di satu sisi mendorong industri dalam negeri, tapi baru baranya ini harus dihapus secara gradual sehingga energi yang dibutuhkan oleh industri bisa terjangkau," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper