Bisnis.com, JAKARTA - China mengatakan kepada para eksekutif terkemuka Wall Street bahwa mereka akan melanjutkan reformasi pasar modal dan membuka sektor keuangan bagi orang asing.
Selain itu, mereka juga akan mendukung Hong Kong dalam memperkuat kredibilitasnya sebagai pusat keuangan global.
Janji para pembuat kebijakan China pada KTT Global Leaders’ Investment Summit ketiga di Hong Kong ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS berikutnya dan perlambatan yang mengganggu stabilitas negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
“Kami akan menciptakan lingkungan bisnis inklusif yang menguntungkan bagi investor luar dan pemimpin bisnis yang datang ke China,” kata Zhu Hexin, wakil gubernur bank sentral China dan Kepala Administrasi Valuta Asing Negara dikutip dari Reuters, Selasa (19/11/2024).
Dia menuturkan, pihaknya membuka tangan bagi investor asing. Mereka dipersilakan datang ke daratan untuk ikut serta dalam keberhasilan pembangunan ekonomi China.
Ketua Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) Wu Qing menambahkan bahwa China akan menghilangkan hambatan investasi dan menerapkan langkah-langkah pendukung sambil memperdalam reformasi pasar modal.
Baca Juga
Wakil Perdana Menteri China He Lifeng menambahkan pemerintah juga akan mendukung lebih banyak perusahaan berkualitas tinggi dari China untuk mencatatkan dan menerbitkan obligasi di Hong Kong.
He Lifeng mengatakan langkah-langkah stimulus yang dilakukan negara tersebut baru-baru ini secara bertahap mulai berlaku dan menguntungkan pasar Hong Kong. Dia mengatakan Beijing akan membantu mendukung lembaga keuangan China untuk memperluas bisnis mereka di Hong Kong.
“Kami akan memperbaiki mekanisme penerbitan obligasi negara secara berkala, terus meningkatkan penerbitan di Hong Kong, dan mendukung Hong Kong dalam mengkonsolidasikan posisinya sebagai pusat bisnis keuangan global,” ujarnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dukungan tersebut diberikan saat masa depan Hong Kong sebagai pusat keuangan menghadapi pengawasan. Posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan global kian suram dalam beberapa tahun terakhir setelah Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional pada 2020.
Pemerintah negara-negara Barat mengatakan hal ini telah mengganggu otonomi wilayah tersebut, namun pihak berwenang China mengatakan perlunya memulihkan ketertiban setelah protes massal pro-demokrasi pada 2019.
Pada Selasa, Pengadilan Tinggi Hong Kong memenjarakan 45 aktivis pro-demokrasi hingga 10 tahun menyusul persidangan penting mengenai keamanan nasional yang telah merusak gerakan demokrasi di kota itu dan menuai kritik dari AS dan negara-negara lain.
Adapun, KTT tersebut diselenggarakan oleh Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA), dihadiri oleh para CEO perusahaan terkemuka Wall Street termasuk Citigroup, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley.