Bisnis.com, JAKARTA - PT Timah Tbk (TINS) memproduksi bijih timah sebesar 15.189 ton per kuartal III/2024. atau naik 36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 11.201 ton.
Produksi logam dari PT Timah juga naik 25% (yoy) dari 11.540 menjadi 14.440 metrik ton per kuartal III/2024. Sedangkan, penjualan logam timah naik 21% dari 11.100 menjadi 13.441 metrik ton.
"Faktor peningkatan produksi pada kuartal III-2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya penambahan jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi dan ponton isap produksi yang beroperasi, sehingga secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi perseroan," tulis TINS dikutip pada Jumat (22/11/2024).
Adapun harga jual rata-rata logam timah sebesar TINS mencapai US$31.183 per metrik ton. Angka ini naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$27.017 per metrik ton.
Dalam kurun Januari-September 2024, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91% dengan 6 besar negara tujuan ekspor. Negara tersebut meliputi Singapura 16%, Korea Selatan 15%, India 11%, Jepang 10%, Amerika Serikat 9%, dan Belanda 8%.
Lebih lanjut, TINS mencatatkan laba sebesar Rp908,81 miliar atau 169% dari target yang sudah ditentukan perseroan.
Baca Juga
"Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp8,25 triliun meningkat 29% dari Rp6,38 triliun di 9 bulan 2024 di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$27.017 per metrik ton di 9 bulan 2023 menjadi US$31.183 per metrik ton di 9 bulan 2024," imbuh perusahaan.
Di sisi lain, harga pokok pendapatan TINS naik sebesar 4,5% dari Rp5,79 triliun menjadi Rp6,05 triliun per kuartal III/2024. Sehingga, TINS membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun.
Adapun nilai aset TINS mencapai Rp12,82 triliun per kuartal III/2024. Angka ini turun 0,3% dibandingkan kuartal III/2023 yang sebesar Rp 12,85 triliun.
Sementara, posisi liabilitas TINS mencapai Rp5,63 triliun pada kuartal III/2024. Angka ini juga turun 14,8% dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp6,61 triliun.