Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 Poin Amunisi Pertumbuhan Ekonomi 8% Versi ABUPI

ABUPI membagikan 6 cara untuk membantu mewujudkan target 8% pertumbuhan ekonomi melalui sektor kepelabuhan
Petugas di sekitar lokasi bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Petugas di sekitar lokasi bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) transformasi dan inovasi di sektor kepelabuhan diperlukan sebagai salah satu amunisi pertumbuhan ekonomi 8% Presiden Prabowo Subianto. 

Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Aulia Febrial Fatwa mengatakan setidaknya terdapat enam poin yang harus dilakukan sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. 

Pertama, merubah pola pikir bisnis jasa kepelabuhan menjadi pola pikir bisnis berbasis port-centric logistics (PCL). 

“Sektor pelabuhan itu harus bergeser menjadi PCL. Artinya kegiatan logistik seperti gudang pendingin, pusat penumpukan barang dan lainnya di dalam pelabuhan, bukan di luar pelabuhan,” kata Aulia dalam Bisnis Indonesia Logistics Awards (BILA) 2024, Kamis (28/11/2024). 

Aulia mengatakan seluruh kegiatan distribusi harusnya dilakukan mulai dari area lini satu pelabuhan yaitu pergudangan, penumpukan barang dan yard. 

Kedua, menaikan posisi pelabuhan atau terminal di tiga lini yaitu infrastruktur, suprastruktur, dan SDM yang unggul. 

Ketiga, sistem informasi dan digitalisasi kepelabuhan harus dilakukan seperti Inaportnert, TOS dan lainnya. Keempat yaitu menghilangkan biaya-biaya kosmetik pelabuhan atau terminal seperti biaya administrasi dan biaya koordinasi. 

“Kelima, kolaborasi atau sinergi strategis dengan stakeholder kepelabuhan yaitu pemerintah pusat dan daerah, asosiasi terkait, lembaga keuangan, BUP, konsultan dan lain-lainnya,” jelasnya. 

Serta terakhir yaitu proaktif komunikasi dengan eksportir, importir, kawasan industri serta usaha di sektor pertanian, perkebunan, pertambangan dan industri lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper