Bisnis.com, JAKARTA — Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi, angkat bicara soal target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Chaibi mengatakan bahwa Uni Eropa (UE) mendukung target pertumbuhan ekonomi tersebut. Dia menuturkan, jika target tersebut mampu dicapai secara berkelanjutan, maka Indonesia akan mencatatkan rata-rata pendapatan per kapita sebesar US$25.000.
Rerata tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian maju dan mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Chaibi mengatakan, target tersebut akan mungkin dicapai oleh Indonesia. Dia mengatakan, beberapa negara Asia lain juga telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 8%, seperti China dan Vietnam.
"[Pertumbuhan ekonomi] 8% itu possible. Ini adalah Asia. Pertumbuhan sebesar itu telah tercatat di China, Korea Selatan, Singapura, dan baru-baru ini di Vietnam," kata Chaibi dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024 di Jakarta pada Senin (9/12/2024).
Chaibi juga mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 20 tahun terakhir juga patut diapresiasi. Menurutnya, prestasi tersebut akan sulit dicapai oleh blok ekonomi seperti Uni Eropa.
Baca Juga
"Uni Eropa hanya bisa bermimpi tentang pertumbuhan 5% yang telah dicatat Indonesia selama 20 tahun terakhir," katanya.
Chaibi menuturkan, Indonesia dapat melihat keberhasilan Vietnam dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut. Dia memaparkan, Vietnam menggunakan kombinasi penanaman modal asing atau foreign direct investment (FDI) dan integrasi dalam rantai nilai global atau global value chain sebagai elemen kunci pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, dunia telah menyadari bahwa FDI memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur, dengan fokus pada industri berorientasi ekspor berkat transfer teknologi.
Namun demikian, dia mengatakan transfer teknologi kemungkinan kurang berdampak dibandingkan dengan upaya integrasi sebuah negara dalam rantai nilai global. Menurut Chaibi, rantai nilai global akan meningkatkan arus logistik, memperbaiki manajemen rantai pasokan, dan menggenjot produktivitas.
"Dan peningkatan produksi ini berdampak besar pada lapangan kerja dan perekonomian," kata Chaibi.