Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Optimistis Kantongi Surplus Neraca Dagang di Tengah Konflik Iran-Israel

Mendag Budi Santoso optimistis Indonesia masih akan tetap mengantongi surplus neraca perdagangan di tengah tensi geopolitik antara Iran dengan Israel
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso optimistis Indonesia masih akan tetap mengantongi surplus neraca perdagangan di tengah tensi geopolitik antara Iran dengan Israel.

Bahkan, Budi memperkirakan surplus neraca perdagangan akan tetap tumbuh dan berharap ketegangan yang terjadi antara Iran—Israel segera selesai.

“Sampai sekarang terbukti masih naik [surplus neraca perdagangan], ya harapan kita sih enggak ada masalah, ya mudah-mudahan konfliknya juga selesai, cepat selesai [konflik Iran-Israel],” kata Budi saat ditemui Bisnis di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, seusai melakukan pelepasan Tim Jelajah Ekspor 2025, Rabu (25/6/2025).

Di sisi lain, Budi juga menyebut hingga saat ini belum ada sektor maupun komoditas yang terdampak imbas konflik Iran—Israel, termasuk komoditas unggulan seperti ekspor batu bara maupun minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).

“Sementara sih kalau dari sektor produk sih enggak ada spesifik yang ini ya [terdampak], karena secara umum enggak ada masalah sampai sekarang,” ungkapnya.

Sebelumnya, ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memproyeksi komoditas batu bara dan CPO akan mengalami defisit di tengah konflik Iran—Israel.

“Keduanya [batu bara dan CPO] merupakan ekspor terbesar kita. Pasti trade deficit akan makin lebar dan current account makin mengaga,” kata Wijayanto kepada Bisnis, Senin (23/6/2025).

Wijayanto menyebut Indonesia sangat bergantung pada ekspor batu bara dan CPO. Bahkan, ungkap dia, ekspor batu bara dan CPO mewakili sekitar 20–25% total ekspor Indonesia.

Menurutnya, pemerintah perlu bersiap mencari pasar baru, mendiversifikasi usaha, melakukan efisiensi operasional, dan menghindari keputusan-keputusan yang berisiko seperti utang berlebih. Dia juga menyarankan agar pemerintah mendorong energi baru terbarukan (EBT) untuk menekan impor energi.

Selain itu, sambungnya, pemerintah juga perlu mempercepat hilirisasi yang berpegang pada prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) untuk mendongkrak nilai tambah ekonomi.

“Lalu, mendorong percepatan industrialisasi dengan memperbaiki iklim investasi agar kita tidak terjebak sebagai eksportir komoditas yang rentan terhadap siklus komoditas global,” imbuhnya.

Pasalnya, Wijayanto melihat ketegangan di Timur Tengah akan mendorong banyak negara memperkuat kemandirian energi dan pangan. Adapun dalam hal energi, transisi ke energi hijau yang semakin cepat menjadi sebuah keniscayaan.

“Jika perang terus berkecamuk, pertumbuhan ekonomi dunia melambat, akhirnya demand terhadap komoditas juga ikut melambat walaupun taraf perlambatan demand masing-masing komoditas berbeda, tergantung elastisitas permintaan,” ungkapnya.

Dalam catatan Bisnis, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Iran dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Kedua negara yang saling serang menggunakan rudal itu telah setuju, kendati di detik-detik menjelang gencatan senjata, Iran dan Israel masih saling berbalas serangan.

Pada pukul 03.00 waktu setempat atau 4 jam sebelum gencatan senjata berakhir, Israel secara simultan terus membombardir wilayah Iran. Senada, Iran juga terus mengirimkan rudal ke objek strategis milik Israel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper