Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis Indonesia merilis laporan mengenai indikator ekonomi, finansial, dan korporasi dalam 10 tahun terakhir. Laporan tersebut dikemas dalam bentuk Bisnis Indonesia Economic and Financial Report (BIEF).
Laporan tersebut resmi diluncurkan dalam forum Focus Group Discussion: Bisnis Indonesia Economic and Financial Report yang diadakan di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat pada Rabu (18/12/2024). Forum tersebut juga diharapkan dapat memberikan pandangan kepada pemangku kepentingan dalam mewujudkan Indonesia Emas 204
Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin menjelaskan laporan BIEF memuat data berserta analisis yang disusun oleh tim Bisnis Indonesia. Terdapat tinjauan atas sejumlah kebijakan pemerintah dan realisasinya dalam 10 tahun terakhir.
Maria mengungkapkan laporan tersebut ditulis oleh para wartawan yang berpengalaman di bidangnya. Bahkan, penyusunan analisis dalam diawasi langsung dewan pengarah yang terdiri dari tiga ekonom senior yaitu Wimboh Santoso, Raden Pardede, dan Roy Sembel.
Dia berharap laporan BIEF menjadi rujukan bagi para pembaca Bisnis Indonesia, analis, akademisi, peneliti, pengambil kebijakan, serta membantu para pebisnis dan pelaku usaha dalam menentukan langkah yang tetap.
"Penelitian laporan ini merupakan upaya Bisnis Indonesia Group dalam mendorong terwujudnya kebijakan ekonomi yang tepat, transparan, dan akuntabel sehingga meningkatkan pertumbuhan dunia usaha," ujar Maria dalam sambutannya.
Baca Juga
Dalam forum Focus Group Discussion tersebut, hadir Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Rd Siliwanti, Staf Ahli Menko Pangan Dradjad Wibowo.
Lalu Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BBNI) Leo Putera Rinaldy, Kepala Ekonom Bank Mandiri (BMRI) Andry Asmoro, dan dua Dewan Pengarah BIEF Wimboh Santoso dan Raden Pardede.
Dalam sambutannya, Rd Siliwanti mengapresiasi laporan BIEF yang diluncurkan Bisnis Indonesia. Dia menjelaskan, Bappenas juga sedang memfinalisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025—2029.
Oleh sebab itu, Siliwanti berharap BIEF dapat membantu penyusunan RPJMN 2025—2029.
"Apakah rencana yang kami tuliskan di dalam RPJMN lima tahun ke depan, apakah itu cukup relevan dan bisa didukung oleh semua pendapatan, input dan sebagainya dari Bapak dan Ibu yang hadir pada pertemuan hari ini," ujarnya pada kesempatan yang sama.
Sejalan, Dradjad Wibowo menyatakan laporan BIEF diperlukan untuk memberikan arah kepada pelaku kepentingan. Dia pun berharap BIEF bisa berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya.
"Dengan evaluasi yang lebih komprehensif lagi," ungkap Dradjad.