Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan tercatat memiliki ‘tabungan’ berupa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran atau SiLPA dalam APBN 2024 senilai Rp45,4 triliun yang diharapkan akan menjadi salah satu bantalan menghadapi beragam tantangan ekonomi 2025.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto menuturkan SiLPA yang akan terakumulasi dalam Saldo Anggaran Lebih (SAL) tersebut dapat digunakan jika diperlukan pada 2025.
“Itu adalah merupakan buffer atau bantalan-bantalan yang dapat kita gunakan dan kita punya untuk 2025,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025).
Bukan hanya SiLPA, pemerintah juga telah mengumpulkan pundi-pundi untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dengan kebijakan prefunding pada akhir tahun lalu.
Per 24 Desember 2024, pemerintah telah melakukan prefunding senilai Rp85,7 triliun. Pasokan dana untuk menjalani Program Presiden Prabowo Subianto pada awal 2025 tersebut berasal dari penerbitan Sukuk Global pada November 2024 senilai US$2,75 miliar atau setara atau setara Rp43,56 triliun (asumsi kurs Rp15.842 per dolar AS saat itu).
Sementara pada Desember, pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) Rp22 triliun, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp15,1 triliun, dan SUN dengan private placement Rp5 triliun.
Adapun sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mewanti-wanti berbagai tantangan baru yang akan muncul pada 2025.
Utamanya, persoalan geopolitik baru seperti ketidakpastian kebijakan yang akan diambil pemerintah-pemerintah negara maju dan China.
Selain itu, memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China dan negara-negara tetangganya seperti Meksiko semakin besar usai kemenangan Donald Trump. Di Eropa, sambungnya, juga muncul berbagai krisis politik.
Sebagaimana pada 2024 dengan dinamika El Nino, pelemahan ekonomi China, hingga konflik Timur Tengah, pemerintah menggunakan SAL sekitar Rp51,4 triliun.
Kemudian pemerintah mengajukan kepada DPR untuk penambahan penggunaan SAL senilai Rp100 triliun untuk menekan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dalam pembiayaan anggaran. Alhasil, total SAL yang digunakan pada 2024 senilai Rp151,4 triliun dari posisi SAL akhir 2023 yang senilai Rp459,5 triliun.
Bisnis menghitung, dengan SiLPA senilai Rp45,4 triliun dan rencana penggunaan SAL pada 2024 senilai Rp151,4 triliun, artinya pemerintah berpotensi memiliki total SAL pada akhir 2024 sekitar Rp353,5 triliun.