Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Batu Bara China Catat Rekor Tertinggi di 2024, Ini Datanya

Realisasi impor batu bara yang dilakukan China mencatatkan rekor tertinggi pada 2024. Berikut datanya.
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, JAKARTA - Impor batu bara China meningkat 14,4% pada 2024. Realisasi impor tersebut merupakan rekor tertinggi yang dilakukan Negeri Tirai Bambu.

Menurut data Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok, impor batu bara pada 2024 mencapai 542,7 juta metrik ton. Angka ini lebih tinggi dibanding 2023 yang mencapai 474,42 juta ton.

Adapun peningkatan impor emas hitam oleh China itu terjadi lantaran harga batu bara internasional yang lebih rendah. Oleh karena itu, China lebih memilih impor alih-alih menggunakan pasokan domestik.

"Peningkatan impor batu bara China pada tahun 2024 didukung oleh penurunan harga batu bara melalui laut yang mendorong arbitrase impor terkait pasokan domestik China untuk berbagai jenis batu bara," kata Analis Batu Bara London Stock Exchange Group (LSEG) Toby Hassall dikutip dari Reuters, Senin (13/1/2025).

Lebih terperinci, impor batu bara China naik 11% secara tahunan menjadi 52,35 juta ton pada Desember 2024. Adapun rekor tertinggi impor batu bara terjadi pada November 2024, yakni sebesar 54,98 juta ton.

Hassall memperkirakan bahwa konsumsi batu bara China tumbuh sekitar 1% pada 2024. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan pembangkit listrik tenaga batu bara meskipun konsumsi lebih lesu di sektor semen dan baja.

Kendati, Kelompok Industri Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China memperkirakan impor akan turun pada 2025.

Sementara itu, laporan terbaru Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) memperkirakan permintaan batu bara global akan terus meningkat dan mencapai rekor baru setiap tahunnya sampai 2027. 

Kondisi tersebut dapat mempersulit target penurunan emisi karbon dunia. Estimasi terbaru IEA sekaligus berseberangan dengan proyeksi awal yang menyebutkan bahwa permintaan batu bara telah mencapai puncaknya pada 2023.

Permintaan batu bara pada 2027 diestimasi menembus 8,9 miliar ton atau sekitar 1% lebih tinggi daripada level 2024. IEA menyebutkan estimasi ini cukup realistis, mengingat realisasi permintaan batu bara dalam beberapa tahun terakhir selalu berada di atas perkiraan.

"Hasil pemodelan kami menunjukkan permintaan global terhadap batu bara akan stagnan hingga 2027, meskipun konsumsi listrik meningkat tajam," kata Keisuke Sadamori, Direktur Pasar Energi dan Keamanan IEA dalam pernyataan yang dikutip Bloomberg, Rabu (18/12/2024).

Sadamori mengemukakan kondisi cuaca di negara importir, terutama China sebagai konsumen terbesar di dunia, akan menentukan arah permintaan dalam jangka pendek. Adapun selama Januari-September 2024, impor batu bara China menembus 3,9 miliar ton atau naik 11,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

“Selain itu, laju pertumbuhan permintaan listrik juga akan sangat menentukan dalam jangka menengah,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper