Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tunda Pengenaan Tarif ke China, Ekspor RI Berpeluang Dapat Berkah

Ekspor Indonesia ke China diperkirakan makin baik menyusul kebijakan yang diterapkan Trump. Sebab untuk memasok produk ke AS China perlu mengimpor energi RI.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan secara bertahap kenaikan tarif  bagi sejumlah negara termasuk China dinilai menjadi angin segar bagi kinerja ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menyampaikan, adanya penundaan kebijakan tersebut menandakan bahwa AS belum mengerek bea masuk barang China ke negaranya.

Kondisi ini dinilai dapat menjadikan ekspor Indonesia ke China makin baik. Sebab, untuk memasok produk ke AS, China perlu mengimpor energi dari Indonesia.

“Untuk memenuhi energy power untuk industri, maka China akan banyak mengimpor batubara, bahan baku logam dari Indonesia,” kata Benny kepada Bisnis, Selasa (21/1/2025).

Usai resmi menjabat sebagai Presiden, Trump mengumumkan sederet kebijakan yang akan diterapkan selama masa pemerintahannya. 

Dalam catatan Bisnis, Salah satu kebijakan yang tengah dievaluasi Trump salah satunya terkait dengan tarif dan pajak kepada negara asing. Menurutnya, hal tersebut bakal diberlakukan untuk melindungi warga negara AS. 

“Saya akan segera memulai perombakan sistem perdagangan kita untuk melindungi para pekerja dan keluarga di Amerika. Alih-alih mengenakan pajak kepada warga negara kita untuk memperkaya negara lain. Kita akan mengenakan tarif dan pajak kepada negara asing untuk memperkaya warga negara kita,” kata Trump dalam pidato perdananya, Senin (20/1/2025). 

Namun, Trump belum menjelaskan lebih lanjut terkait kapan tarif baru bakal diberlakukan. Kendati begitu, yang jelas Trump mengaku bakal membentuk departemen baru untuk layanan pendapatan eksternal atau External Revenue Service. Departemen baru itu nantinya akan bertugas mengumpulkan semua tarif, bea, dan pendapatan.

“Jumlah pendapatannya akan sangat besar. Jumlah uang yang mengalir ke kas negara kita akan berasal dari sumber daya asing,” ujarnya. 

Melansir Reuters, Senin (20/1/2025), seorang pejabat pemerintahan Trump menyatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mengeluarkan memo perdagangan pada Senin. Tidak ada pengumuman tarif baru dalam memo tersebut, tapi terdapat arahan kepada lembaga-lembaga federal untuk mengevaluasi hubungan dagang AS dengan China, Kanada, dan Meksiko.

Pejabat tersebut, yang mengonfirmasi laporan Wall Street Journal yang mengutip ringkasan memo Trump, mengatakan bahwa Trump mengarahkan lembaga-lembaga untuk menyelidiki dan memperbaiki defisit perdagangan yang terus-menerus dan mengatasi kebijakan perdagangan dan mata uang yang tidak adil oleh negara-negara lain. 

Memo tersebut akan menyoroti China, Kanada, dan Meksiko untuk diteliti tetapi tidak akan mengumumkan tarif baru, kata pejabat tersebut. Dia akan mengarahkan lembaga-lembaga untuk menilai kepatuhan Beijing terhadap kesepakatan perdagangan 2020 dengan AS, serta status Perjanjian AS-Meksiko-Kanada.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper