Bisnis.com, JAKARTA — Sektor rantai pasok dan logistik di Indonesia diproyeksikan tumbuh moderat sebesar 8-10% seiring dengan proyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia, volume ekspor hingga pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra mengatakan sektor ini terus menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan seiring dengan proyeksi stabilnya perekonomian nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di kisaran 5-5,1%, sementara nilai pasar logistik nasional diproyeksikan mencapai US$131,2 miliar pada 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) antara 6-8% (Mordor Intelligence, 2025).
“Meningkatnya aktivitas perdagangan domestik dan internasional, pertumbuhan sektor e-commerce, serta investasi dalam infrastruktur menjadi pendorong utama ekspansi rantai pasok dan logistik di Indonesia," kata Mahendra kepada wartawan, dikutip Jumat (24/1/2025).
Mahendra memaparkan data terbaru dari Kementerian Perdagangan menunjukkan proyeksi volume ekspor Indonesia akan tumbuh sebesar 7,1% pada 2025, sementara sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan 9,11% pada kuartal IV 2024 (BPS).
Oleh sebab itu, ALI memperkirakan pertumbuhan bisnis rantai pasok dan logistik pada 2025 akan berada di angka 8-10%, skenario yang dipandang moderat.
Baca Juga
Lebih lanjut, Mahendra memaparkan salah satu potensi pertumbuhan rantai pasok dan logistik datang dari wilayah timur Indonesia dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Infrastruktur baru yang dibangun di kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua, seperti pelabuhan dan jalur transportasi darat, membuka peluang besar untuk meningkatkan distribusi barang.
"Pembangunan ini akan memperbaiki konektivitas dan mendukung distribusi kebutuhan pokok, produk pertanian, hingga hasil tambang ke wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau," kata Mahendra.
Di sisi lain, kebutuhan logistik untuk mendukung pembangunan infrastruktur di IKN juga diprediksi memberikan dorongan signifikan bagi sektor ini. Mahendra mengatakan IKN membutuhkan pengangkutan bahan-bahan konstruksi dan sarana pendukungnya, yang tentunya akan menjadi peluang besar bagi pelaku usaha logistik.