Bisnis.com, JAKARTA — PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menetapkan panduan produksi emas dan tembaga yang relatif moderat tahun ini.
Emiten tambang kongsi Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan Grup Saratoga itu membidik produksi emas sekitar 100.000 ounce sampai dengan 110.000 ounce untuk periode 2025.
Sementara itu, MDKA menetapkan panduan produksi untuk tembaga sebesar 11.000 ton sampai dengan 13.000 ton.
Presiden Direktur MDKA Albert Saputro mengatakan, perseroannya tengah mengejar commisioning untuk proyek Emas Pani akhir tahun ini, serta pengembangan deposit tembaga belum tergarap dari Proyek Tembaga Tujuh Bukit.
“Operasional emas, tembaga dan nikel Merdeka sesuai dengan panduan produksi kami, menghasilkan pendapatan unaudited kuartalan dan full year 2024 masing-masing sebesar US$575,8 juta dan US$2,2 miliar,” kata Albert lewat keterangan tertulis, dikutip Sabtu (8/2/2025).
Berdasarkan laporan manajemen, produksi emas MDKA sepanjang 2024 mencapai 115.867 ounce, dengan total cash cost sebesar US$1.1017 per ounce, AISC sebesar US$1.337 per ounce dan average selling price sebesar US$2.371 per ounce.
Baca Juga
Sementara itu, produksi tembaga sepanjang 2024 mencapai 13.902 ton, berada dalam kisaran panduan 13.500 ton hingga 14.000 ton.
Selain itu, Tambang Pirit-Tembaga Wetar melampui panduan biaya tunai AISC untuk tahun 2024 dengan biaya sebesar US$2,63 per lb dan AISC sebesar US$3,58 per lb.
“Investasi strategis Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kinerja kami secara signifikan, terutama dengan dimulainya operasi di dua fasilitas HPAL MBMA dan commisioning proyek emas Pani pada akhir 2025,” kata Albert.
Seperti diberitakan sebelumnya, MDKA menderita rugi US$67,02 juta atau sekitar Rp1,03 triliun (asumsi kurs Rp15.384 per dolar AS) sepanjang periode Januari sampai dengan September 2024.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Rabu (18/12/2024), posisi rugi emiten tambang emas dan tembaga itu makin lebar dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di level US$23,77 juta.
MDKA membukukan pendapatan usaha sebesar US$1,66 miliar atau sekitar Rp25,65 triliun. Torehan itu melesat 42,5% dari pendapatan yang berhasil dikumpulkan MDKA pada periode yang sama tahun sebelumnya di level US$1,17 miliar atau sekitar Rp18 triliun.