Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) memastikan persediaan kedelai nasional memasuki bulan Ramadan aman.
Ketua Akindo Hidayatullah Suralaga mengatakan pada awal Februari 2025 persediaan stok kedelai nasional diperkirakan sebanyak 200.00 ton, ditambah akan masuknya stok kedelai impor sebanyak 195.000 ton sehingga persediaan stok kedelai bulan Februari mencapai 395.000 ton.
“Ini cukup untuk memenuhi hampir 2 bulan kebutuhan perajin tahu tempe nasional terutama untuk persediaan selama bulan puasa hingga lebaran Idulfitri,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (11/2/2025)
Konsumsi kedelai nasional saat ini diperkirakan sekitar 2,6-2,7 juta ton per tahun. Adapun lebih dari 90% kebutuhan kedelai tersebut dipenuhi dari impor dan sisanya dari dalam negeri.
Berdasarkan data yang ada dan pengalaman selama ini, lanjut Hidayat, pada bulan Ramadan dan Idulfitri tahun sebelumnya tidak terjadi peningkatan kebutuhan kedelai dalam negeri, yaitu rata-rata 220.000 ton per bulan.
“Bahkan berdasarkan data Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia [Gakoptindo] justru terjadi penurunan permintaan mencapai 30%. Hal ini karena sebagian pengrajin tahu tempe terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya sudah mulai pulang kampung 2 minggu menjelang hari raya,” katanya.
Baca Juga
Dia menambahkan para importir kedelai akan selalu memenuhi komitmen untuk menyediakan bahan baku kedelai sesuai kebutuhan para pengrajin tahu tempe nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama 11 bulan pertama tahun 2024. impor kedelai Indonesia mencapai 2,56 juta ton atau naik 23% dibanding periode yang sama di tahun 2023 yang mencapai sebesar 2,08 juta ton.
Angka ini sudah jauh melampaui volume impor kedelai selama tahun 2023, yaitu sebesar 2,27 juta ton.
Dia pun memperkirakan sampai dengan akhir tahun 2024, total impor kedelai dapat mencapai 2,7 juta ton. Jumlah tersebut menurut Hidayat untuk mencukupi kebutuhan industri tahu-tempe, industri makanan dan minuman serta pakan ternak.
Hidayat menjelaskan khusus untuk komoditi kedelai sampai saat ini Indonesia masih menganut kebijakan perdagangan bebas, yaitu mengikuti mekanisme pasar. Dengan demikian importasi kedelai ke Indonesia dilakukan oleh banyak perusahaan importir.
Sementara itu, mengacu data Badan Karantina Indonesia yang sebelumnya bernama Badan Karantina Pertanian (Barantan), impor kedelai Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 2,44 juta ton dilakukan oleh lebih dari 60-an perusahaan importir. Adapun sekitar 30-an importir termasuk 13 importir anggota Akindo melakukan impor kedelai untuk dijual sebagai bahan baku tahu tempe.