Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Tebu Tak Setuju Rencana Impor Raw Sugar 200.000 Ton: Stok Masih Cukup

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia menilai rencana impor 200.000 ton raw sugar atau gula kristal mentah (GKM) tidak tepat.
Proses bongkar muat gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Proses bongkar muat gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) menilai rencana pemerintah mengimpor 200.000 ton raw sugar atau gula kristal mentah (GKM) tidak tepat. Pasalnya, stok gula saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Ketua Umum Aptri Soemitro Samadikun menyampaikan, stok gula nasional saat ini masih cukup sampai dengan musim panen giling tebu pada Maret-Juni 2025. 

“Tidak tepat [impor 200.000 ton raw sugar] karena dari hitungannya, stok kita masih cukup sampai dengan masuk masa panen giling tebu,” kata Soemitro kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).

Dia menuturkan, stok di pabrik gula hingga akhir Desember 2024, sebanyak 985.000 ton. Kemudian, per 31 Januari 2025, stok gula tercatat sebanyak 842.000 ton. Itu artinya dalam 1 bulan, sebanyak 143.000 ton gula yang keluar dari gudang pabrik gula.

Selain itu, seiring beredarnya kabar bahwa pemerintah akan melakukan importasi gula, para pedagang lantas melepas stok yang dimilikinya ke pasar.

“Ini bukti bahwa kebutuhan setiap bulan itu tidak selalu 250.000 ton diambil dari gudangnya pabrik,” ujarnya.

Lebih lanjut, dengan berkaca pada stok Januari 2025 sebanyak 842.000 ton, Soemitro memperkirakan kebutuhan gula di Februari 2025 sekitar 200.000 ton.

Dengan demikian, stok gula yang ada di gudang pabrik gula untuk menghadapi bulan Ramadan masih tersisa sekitar 642.000 ton. Stok tersebut, lanjut dia, bisa jadi lebih dari itu jika pedagang juga mengucurkan stoknya ke pasar.

Belum lagi, musim giling tebu akan berlangsung mulai Maret 2025 sehingga produksi yang ada cukup signifikan untuk memasok gula di pasar rakyat.

Di sisi lain, alasan pemerintah melakukan importasi gula sebagai buffer stock menimbulkan pertanyaan di kalangan petani. Menurutnya, alih-alih membeli gula dari luar negeri dengan harga mahal, pemerintah dapat membeli hasil panen petani lokal sebagai cadangan pemerintah.

Selain itu, rencana tersebut membuat kepercayaan petani tebu terhadap pemerintah menjadi luntur, mengingat tahun lalu pemerintah sudah mencanangkan setop impor termasuk gula.

Dia khawatir sikap pemerintah yang dinilai tidak konsisten akan membuat semangat para petani tebu untuk menanam hilang, yang berujung pada menurunnya produksi gula.

“Kalau memang untuk buffer stock ngapain enggak beli gula petani yang satu setengah bulan lagi udah mulai giling? Beli aja gulanya petani atau gula dalam negeri dibeli sendiri,” pungkasnya. 

Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah berencana membuka keran impor 200.000 ton raw sugar untuk mengantisipasi risiko fluktuasi harga gula konsumsi serta memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, total impor raw sugar 200.000 ton itu akan didatangkan tahun ini secara bertahap. 

“Sekitar 200.000 ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap,” kata Arief dalam keterangan resminya, Kamis (13/2/2025).

Dia menegaskan, importasi dilakukan bukan dikarenakan produksi gula yang berkurang, melainkan hanya untuk mengerek stok CPP. Pasalnya, stok gula dalam negeri masih cukup hingga 5 bulan ke depan.

"Jadi importasi bukan dalam bentuk GKP, tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper