Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raksasa Baterai CATL Setop Produksi di Tambang Lithium Jiangxi selama Tiga Bulan

CATL menghentikan produksi di tambang lithium Jiangxi selama 3 bulan akibat izin tambang kadaluarsa, mempengaruhi pasokan global dan harga lithium.
Fasilitas penelitian dan pengembangan Contemporary Amperex Technology Co (CATL) di Shanghai, China, Selasa (22/4/2025)/Bloomberg-Qilai Shen
Fasilitas penelitian dan pengembangan Contemporary Amperex Technology Co (CATL) di Shanghai, China, Selasa (22/4/2025)/Bloomberg-Qilai Shen
Ringkasan Berita
  • CATL menghentikan operasi tambang lithium di Jiangxi selama tiga bulan karena izin tambang tidak diperpanjang.
  • Penutupan tambang ini mempengaruhi pasokan lithium global dan berdampak pada pabrik pemurnian di Yichun.
  • Masalah perizinan ini terjadi di tengah pengawasan ketat Beijing terhadap industri pertambangan, yang memicu kenaikan harga lithium di pasar.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen baterai listrik terbesar di dunia Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) menghentikan operasi di tambang lithium Jianxiawo, Provinsi Jiangxi, China, selama sedikitnya tiga bulan.

Melansir Bloomberg, Senin (11/8/2025), salah seorang sumber yang mengetahui rencana ini mengatakan penghentian ini terjadi setelah perusahaan gagal memperpanjang izin tambang yang habis masa berlakunya pada 9 Agustus 2025.

Tambang Jianxiawo menjadi pusat perhatian pasar dalam beberapa pekan terakhir di tengah gejolak harga lithium di pasar spot, berjangka, dan saham.

Para pedagang bahkan menerbangkan drone di atas lokasi tambang untuk menilai kondisi produksi, mengingat kontribusinya yang mencapai sekitar 3% terhadap pasokan lithium global.

Penutupan tambang ini juga berdampak pada pabrik pemurnian di Yichun yang terafiliasi dengan operasi CATL. Perusahaan dikabarkan masih melakukan pembicaraan dengan otoritas pemerintah untuk memperbarui izin, namun bersiap menghadapi penghentian produksi yang bisa berlangsung berbulan-bulan.

Masalah perizinan ini muncul di tengah langkah Beijing memperketat pengawasan terhadap industri pertambangan dan membatasi kelebihan kapasitas di berbagai sektor. Bagi industri lithium yang mengalami kelebihan pasokan selama lebih dari dua tahun, penghentian produksi dari salah satu mata rantai penting pasokan justru menjadi katalis positif bagi harga.

Pendapatan CATL dari bisnis sumber daya mineral baterai anjlok 29% pada 2024, mencerminkan tekanan terhadap investasi hulu perusahaan, termasuk akibat anjloknya harga lithium.

Selama ini, ekspansi agresif CATL di sektor tambang baik di dalam negeri maupun luar negeri ditujukan untuk mengamankan pasokan dan mengendalikan biaya produksi.

Kontrak berjangka lithium karbonat paling aktif di Bursa Berjangka Guangzhou sempat menembus 80.000 yuan (US$11.128) pada Juli, sebelum otoritas bursa memperketat pengawasan transaksi spekulatif.

Harga lithium kemudian naik sekitar 9% pekan lalu dan diperdagangkan di level 75.000 yuan pada Jumat (8/8/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro