Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Hilirisasi, Danantara Disarankan Caplok PT GNI yang Terancam Tutup

BPI Danantara dinilai bisa mengambil alih saham smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Morowali yang dikabarkan terancam berhenti beroperasi.
Pengunjung beraktivitas di kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Jakarta, Selasa (19/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Jakarta, Selasa (19/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara dinilai bisa mengambil alih saham smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, yang dikabarkan terancam berhenti beroperasi, setelah perusahaan induknya di China bangkrut.

Hal itu seiring dengan pembentukan Danantara yang diarahkan untuk mendanai proyek hilirisasi nikel, bauksit, hingga tembaga.
Bahkan, Danantara telah menyiapkan initial funding atau pendanaan awal sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp326,1 triliun (asumsi kurs Rp16.305 per dolar AS).

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, pembentukan Danantara menjadi dapat menjadi momentum untuk menyelamatkan PT GNI.

Menurutnya, Danantara bisa bekerja sama dengan investor domestik untuk mengakuisisi perusahaan tersebut atau Danantara juga bisa mengakuisisi GNI lewat MIND ID.

"Ini kesempatan yang cukup baik karena ini momentum sekali. Karena dengan akuisisi saham mayoritas dari GNI itu setidaknya bisa mempercepat hilirisasi dengan tata kelola lingkungan yang baik, tata kelola pekerja yang baik," tutur Bhima kepada Bisnis, Senin (24/2/2025).

Selain itu, Bhima juga berpendapat kelak produksi olahan nikel dari GNI bisa dihubungkan dengan proyek pabrik baterai Indonesia Battery Corporation (IBC) atau pun pabrik milik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat.

Dengan begitu, rantai pasok domestik untuk industri baterai dapat terintegrasi. 

"Itu peluang-peluangnya. Yang paling langsung bisa dikerjakan itu adalah pengambilalihan perusahaan-perusahaan smelter yang fasilitasnya sudah ada, kalau mau mendorong hilirisasi," kata Bhima.

Sebelumnya, diberitakan Bloomberg, PT GNI, yang berafiliasi dengan raksasa baja tahan karat Jiangsu Delong Nickel Industry Co., disebut menunda pembayaran kepada pemasok energi lokal dan tidak dapat memperoleh bijih nikel.

Smelter PT GNI kemungkinan segera menghentikan produksinya jika situasi ini terus berlanjut, kata orang-orang yang tidak mau disebutkan namanya. Sementara itu, PT GNI tidak membalas email permintaan tanggapan dari Bloomberg.

Adapun, PT GNI telah menutup semua kecuali beberapa dari lebih dari 20 jalur produksinya sejak awal tahun. Sekelompok pejabat pemerintah dan pengacara China yang ditunjuk oleh pengadilan di Xiangshui, Provinsi Jiangsu, telah mengambil alih firma tersebut sebagai bagian dari proses restrukturisasi Delong.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper