Bisnis.com, JAKARTA - Arm Holdings Plc, sayap investasi Soft Bank, telah sepakat untuk menyediakan desain dan teknologi chip ke Malaysia selama dekade mendatang. Langkah itu sebagai langkahmendorong Malaysia naik kelas dari sekadar perakitan chip menjadi pemain penting dalam produksi semikonduktor yang bernilai lebih tinggi.
Malaysia, yang saat ini mengemas sekitar sepersepuluh semikonduktor dunia, telah menandatangani perjanjian senilai US$250 juta dengan perusahaan Inggris milik SoftBank Group Corp. Kesepakatan selama sepuluh tahun ini mencakup serangkaian lisensi dan pengetahuan terkait semikonduktor yang akan dimanfaatkan pemerintah untuk membantu perusahaan lokal merancang chip mereka sendiri. Pemerintah menargetkan ekspor semikonduktor mencapai 1,2 triliun ringgit (US$270 miliar) pada 2030.
“Kami selalu ingin beralih dari back-end ke front-end,” kata Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli dikutip dari Bloomberg, pada Rabu (5/3/2025).
Dia menyebut pemerintah Malaysia telah mengambil pendekatan radikal untuk bekerja sama dengan Arm melalui perspektif membangun seluruh ekosistem.
Dengan adanya kesepakatan ini, Malaysia berharap dapat membentuk hingga 10 perusahaan chip baru dengan total pendapatan tahunan mencapai US$20 miliar. Rafizi menambahkan, perjanjian ini berpotensi menambah satu poin persentase pada produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.
Selama ini, Malaysia menjadi pusat utama untuk pengujian dan pengemasan chip dengan menjadi lokasi investasi Intel Corp., GlobalFoundries Inc., dan Infineon Technologies AG untuk fasilitas pengemasan. Namun, negara tersebut belum memiliki pencapaian signifikan dalam desain chip.
Baca Juga
Pembuat perangkat chip lokal pun tengah berupaya masuk dalam rantai pasokan peralatan global, menarik minat perusahaan seperti Applied Materials Inc. untuk mendirikan pabrik di Malaysia.
Pada tahun lalu, pemerintah Malaysia telah menjanjikan dana setidaknya 25 miliar ringgit untuk mendukung industri semikonduktor domestik. Rafizi juga menyampaikan harapan agar Malaysia dapat mulai memproduksi chip sendiri dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Menurutnya, ekosistem teknologi lokal yang dinamis, yang dipimpin oleh pembuat chip asli Malaysia, dapat meningkatkan posisi negara tersebut dalam rantai pasokan global yang terus berkembang.
Di tengah ketidakpastian geopolitik, memperkuat produksi chip lokal menjadi prioritas utama bagi Malaysia, yang sekitar dua perlima ekspornya terdiri dari produk listrik dan elektronik.