Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Umumkan Tarif Impor 100% untuk Produk Semikonduktor

Trump umumkan tarif 100% untuk impor semikonduktor, kecuali produksi di AS. Apple berinvestasi US$100 miliar untuk produksi dalam negeri, menghindari tarif.
Memory chips yang dipajang dalam Semiconductor Exhibition (SEDEX) di Seoul, Korea Selatan pada Rabu (23/10/2024). / Bloomberg-SeongJoon Cho
Memory chips yang dipajang dalam Semiconductor Exhibition (SEDEX) di Seoul, Korea Selatan pada Rabu (23/10/2024). / Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana mengenakan tarif 100% terhadap produk impor yang mengandung semikonduktor

Dia memberikan pengecualian bagi perusahaan yang memproduksi di AS, seperti Apple yang baru mengumumkan investasi tambahan senilai US$100 miliar.

Trump menjelaskan, AS akan mengenakan tarif sangat besar untuk chip dan semikonduktor. Namun jika perusahaan-perusahaan tersebut mamproduksi atau telah berkomitmen penuh untuk membangun di AS, maka pemerintahannya tidak akan mengenakan biaya impor apa pun. 

“Dengan kata lain, kami akan mengenakan tarif sekitar 100% terhadap chip dan semikonduktor. Tapi jika kalian membangun di Amerika Serikat, maka tidak ada beban tarif,” kata Trump dikutip dari Bloomberg pada Kamis (7/8/2025).

Pernyataan ini menjadi kemenangan besar bagi Apple dan Tim Cook yang sebelumnya menghadapi tekanan akibat ancaman tarif tinggi Trump, yang dapat meningkatkan ongkos produksi iPhone dan Mac buatan luar negeri.

Adapun, Apple menyatakan investasi senilai US$100 miliar akan mencakup program manufaktur baru yang ditujukan untuk membawa lebih banyak produksi ke dalam negeri. Dalam program ini, Apple menggandeng sejumlah mitra seperti Corning Inc., Applied Materials Inc., dan Texas Instruments Inc.

Corning bahkan akan mendedikasikan satu pabrik penuh di Kentucky khusus untuk produksi kaca Apple, yang akan meningkatkan tenaga kerja di negara bagian tersebut sebesar 50%. Corning diketahui telah menjadi pemasok kaca untuk iPhone sejak generasi pertama.

Sebelumnya, Apple telah berkomitmen menginvestasikan US$500 miliar di AS selama empat tahun ke depan, termasuk pembangunan pabrik server baru di Houston, akademi pemasok di Michigan, serta peningkatan belanja dengan mitra eksisting. Dengan tambahan investasi ini, total komitmen Apple di AS mencapai US$600 miliar.

Langkah ini diambil di tengah dorongan Trump memperluas kebijakan tarif, termasuk terhadap India — salah satu pusat produksi Apple. India akan dikenai tarif 50%, dengan separuhnya mulai berlaku tengah malam ini. Sisanya akan diberlakukan akhir bulan ini sebagai sanksi atas pembelian energi dari Rusia.

Trump juga menyebut akan segera mengumumkan tarif terpisah untuk semua produk yang mengandung chip semikonduktor paling cepat pekan depan.

Tim Cook, yang hadir dalam pelantikan Trump dan ikut menyumbang ke komite inaugurasi, selama ini aktif melobi pengecualian tarif untuk iPhone, yang sebagian besar diproduksi di India. Sementara produk Apple lainnya seperti Apple Watch, iPad, dan MacBook, diproduksi di Vietnam — yang saat ini telah dikenai tarif 20%.

Investasi Apple mengikuti tren puluhan perusahaan yang sejak kemenangan Trump dalam Pilpres 2024 ramai-ramai menyampaikan komitmen investasi besar, termasuk dalam kunjungan ke resor Mar-a-Lago dan Gedung Putih.

Namun, menurut laporan Bloomberg, sebagian besar rencana investasi tersebut telah disiapkan sebelum pemilu, atau tidak jauh berbeda dari pola investasi sebelumnya. Beberapa ekonom juga meragukan apakah semua komitmen tersebut akan terealisasi sepenuhnya.

Meski signifikan, langkah Apple tetap belum sepenuhnya memenuhi keinginan Trump agar seluruh produksi iPhone dipindahkan ke dalam negeri. Awal tahun ini, Trump bahkan mengancam akan mengenakan tarif minimal 25% terhadap Apple jika tidak memindahkan lini produksi iPhone ke AS, sehari setelah bertemu Cook di Gedung Putih.

Dalam pernyataan terbarunya, Cook mengatakan bahwa Apple akan terus mengoptimalkan rantai pasok global, tetapi mengakui bahwa ke depan perusahaan akan melakukan lebih banyak di Amerika Serikat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro