Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) optimistis tingkat hunian hotel atau okupansi hotel rata-rata mencapai 80%-90% pada momen libur Lebaran 2025. Asosiasi juga menargetkan lama tinggal pengunjung di kisaran 7-8 hari selama momen tersebut.
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran menyampaikan tingkat okupansi pada momentum libur Lebaran 2024 mencapai 80%-90% dengan lama tinggal sekitar 5 hari.
“[Tahun ini] kita targetkan kalau dia bisa rata-rata 80%-90% [tingkat okupansi], tapi dia dapat 7-8 hari kan menarik,” kata Maulana kepada Bisnis, dikutip Sabtu (8/3/2025).
Menurutnya, lama tinggal pengunjung dapat berkontribusi positif terhadap tingkat okupansi hotel di bulan tersebut. Untuk itu, dia mengharapkan lama tinggal pengunjung pada momen Lebaran tahun ini di kisaran 7-8 hari.
Apalagi, lanjut dia, libur Lebaran tahun ini diperkirakan lebih panjang dibanding tahun sebelumnya. Dia juga melihat adanya lonjakan pengunjung pada saat Lebaran kedua tahun ini.
“Tentu kalau ditanya apakah potensinya cukup besar nantinya, ya kita masih melihat potensi itu cukup besar di libur Lebaran nanti,” ujarnya.
Kendati begitu, Lebaran tahun ini menjadi tantangan bagi industri hotel dan restoran. Maulana menyebut, cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini telah menghambat beberapa akses jalan di sejumlah titik.
Beberapa destinasi di Indonesia juga kemungkinan terdampak imbas cuaca buruk sehingga ini menjadi tantangan bagi para pelaku usaha di industri ini.
Belum lagi, kata dia, masyarakat yang menjadi korban bencana akibat curah hujan yang cukup besar kemungkinan akan menahan diri untuk melakukan perjalanan.
“Jadi, kita mesti melihat lagi ke depan apakah hal-hal ini akan mengganggu pergerakan wisatawan nusantara itu akhirnya. Tapi sampai saat ini kita masih optimistis itu bisa akan ada dampaknya,” tuturnya.
Untuk mencapai target yang ada, pelaku usaha terus melakukan promosi di masing-masing daerah untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung.
Selain itu, Maulana menyebut bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, utamanya wilayah-wilayah yang terdampak bencana akibat cuaca ekstrem.
Dalam hal ini, PHRI mendorong pemerintah agar segera melakukan perbaikan infrastruktur jalan di sejumlah titik yang terdampak agar dapat diakses oleh masyarakat pada saat libur Lebaran.
Dia mengharapkan, perbaikan jalan dapat segera rampung sebelum masyarakat melaksanakan mudik Lebaran. “Karena kalau jalan itu tidak bisa diselesaikan, itu akan berdampak banyak hal [termasuk] terhambatnya pergerakan orang,” pungkasnya.