Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Kebijakan The Fed: Tahan Suku Bunga Hampir Pasti, Komentar Powell Dinanti

The Fed diperkirakan kembali menahan suku bunga acuannya. Namun, pidato Jerome Powell setelah rapat The Fed menjadi fokus pasar selanjutnya.
Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (18/12/2024). / Reuters-Kevin Lamarque
Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (18/12/2024). / Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan moneter pada Rabu (19/3/2025).

Langkah ini memberi waktu bagi bank sentral untuk menilai dampak kebijakan Presiden Donald Trump terhadap ekonomi AS yang masih dibayangi tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan.

Pengenaan tarif baru oleh pemerintahan Trump, serta langkah balasan dari mitra dagang AS, telah melemahkan kepercayaan konsumen dan meningkatkan ekspektasi inflasi. Namun, dengan beberapa kebijakan tarif yang ditunda setelah diumumkan, arah kebijakan perdagangan AS masih belum jelas.

Ketidakpastian ini kemungkinan akan membuat para pembuat kebijakan tetap berhati-hati dan menghindari komitmen terhadap satu arah kebijakan tertentu.

Kepala Ekonom KPMG Diane Swonk mengatakan akan ada perbedaan pandangan yang cukup lebar mengenai potensi pemangkasan suku bunga, mengingat ketidakpastian yang ada.

Keputusan suku bunga The Fed, beserta pembaruan proyeksi ekonomi kuartalan, dijadwalkan rilis pada pukul 14.00 waktu Washington pada Rabu. Ketua The Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers 30 menit setelahnya.

“Lebih banyak pejabat The Fed dapat mengisyaratkan preferensi untuk mempertahankan suku bunga adalah hasil yang wajar mengingat ketidakpastian dari banyak kebijakan Trump, terutama seputar perdagangan,” kata Swonk seperti dikutip Bloomberg.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,5%. Namun, para analis menilai bahwa pernyataan Powell bisa mengalami perubahan, terutama karena data terbaru menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi.

Sejak proyeksi ekonomi terakhir pada Desember lalu, kondisi makroekonomi AS telah mengalami perubahan signifikan. Ancaman tarif perdagangan meningkat, sentimen konsumen melemah, dan pasar saham mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa pejabat The Fed mungkin mulai mengisyaratkan sikap lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.

Dalam proyeksi sebelumnya pada Desember 2024, median perkiraan The Fed menunjukkan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Sebagian besar ekonom masih memprediksi dua kali pemotongan, meskipun ada perdebatan apakah hanya akan ada satu kali penurunan.

Guneet Dhingra dari BNP Paribas mengatakan skenario ekonomi yang tercermin dalam proyeksi The Fed mengarah pada stagflasi, atau kombinasi antara perlambatan ekonomi dan inflasi yang tetap tinggi.

“The Fed kemungkinan masih lebih fokus menekan inflasi dibanding merespons perlambatan ekonomi, yang bisa mengejutkan pasar,” ungkap Dhingra.

Investor Nantikan Powell

Bagi pasar keuangan, pernyataan Powell dalam konferensi pers setelah rapat The Fed akan menjadi titik fokus utama. Investor menginginkan kepastian bahwa The Fed siap bertindak jika ekonomi memburuk lebih jauh.

Powell kemungkinan akan menegaskan bahwa kebijakan moneter saat ini cukup fleksibel untuk menghadapi berbagai skenario ekonomi, tanpa terburu-buru menurunkan suku bunga. Ia juga berpotensi mendapat pertanyaan terkait apakah tarif impor hanya memberikan dampak sementara terhadap inflasi atau justru akan menjadi faktor jangka panjang.

Selain itu, Powell mungkin akan menghadapi pertanyaan tentang kondisi pasar keuangan, terutama setelah indeks S&P 500 mengalami koreksi sebesar 10%.

Para analis juga akan mencermati bagaimana The Fed menilai ekspektasi inflasi yang kini mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.

Meskipun pasar semakin yakin dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga, The Fed tampaknya masih menunggu bukti lebih jelas sebelum mengambil keputusan besar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper