Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Bisnis Kuliner di Yogyakarta Sebut Jumlah Pengunjung Turun saat Lebaran 2025

Meski periode libur Lebaran 2025 belum usai, pelaku bisnis kuliner sudah mengendus adanya penurunan pembeli.
ituasi rumah makan Sate Ratu di Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condongcatur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta, Selasa (1/4/2025)./ Bisnis - Erwin Tri Prasetyo
ituasi rumah makan Sate Ratu di Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condongcatur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta, Selasa (1/4/2025)./ Bisnis - Erwin Tri Prasetyo

Bisnis.com, YOGYAKARTA — Proyeksi turunnya jumlah pemudik saat Lebaran 2025 terasa dampaknya bagi pelaku bisnis kuliner di Yogyakarta, salah satunya Sate Ratu.

Pemilik Sate Ratu, Fabian Budi Seputro mengatakan pada momen libur Lebaran 2024 rata-rata daftar tunggu atau waiting list di restorannya mencapai 300 sampai 400 nama. Sementara itu, pada libur Lebaran 2025 ini jumlahnya menyusut menjadi 100-200 nama.

"Yang beda jumlah waiting list. Kalau Lebaran tahun lalu, di depan yang waiting list itu bisa 300-400. Kalau sekarang mungkin sekitar 100-200," kata Febian, Selasa (1/4/2025).

Adapun setiap satu nama daftar tunggu, terdiri dari dua sampai enam orang pembeli. Rumah makan yang sedang populer di Kota Gudeg ini bisa menerima lebih dari 1.000 pelanggan dalam sehari.

Febian bercerita, jumlah pengunjung restoran yang berlokasi di Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condongcatur, Kabupaten Sleman ini pada Ramadan tahun ini juga berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.

"Kalau dilihat dari pas puasa dulu, puasa sekarang paling 50% dari puasa sebelumnya," ujarnya.

Senada, penurunan jumlah pembeli juga terasa di salah satu cabang Gudeg Yu Djum. Restoran ini merupakan merek dagang legendaris di Yogyakarta yang telah berdiri sejak 1950. Saat ini, ada lebih dari 20 cabang yang beroperasi.

"Menurut saya [momen Lebaran] yang di tahun ini belum begitu ramai kalau dibandingkan sama yang [Lebaran 2024] lalu ya," penuturan salah satu pegawai resto Gudeg Yu Djum cabang Tugu Mangkubumi, Gowongan, Kota Yogyakarta. 

Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance atau Indef meyakini penurunan jumlah pemudik pada Lebaran 2025 terjadi karena adanya pelemahan daya beli masyarakat. 

Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menjelaskan indikasi pelemahan daya beli tampak dari penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang merosot pada Januari 2025. 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan penerimaan PPN dalam negeri sebesar Rp2,58 triliun pada Januari 2025. Angka tersebut menurun drastis dibandingkan penerimaan PPN dalam negeri sebesar Rp 35,6 triliun pada Januari 2024. 

Riset Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri memprediksi pemudik Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang atau 52% penduduk Indonesia. Angka ini turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta orang.

Sejalan dengan hal itu , perputaran uang dalam libur Lebaran 2025 juga diprediksi berkurang. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksi perputaran uang selama libur Lebaran 2025 mencapai Rp137,9 triliun. 

Angka itu turun 12,3% dibanding estimasi perputaran uang dalam periode libur Lebaran 2024 yang mencapai Rp157,3 triliun.

 “Prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 juta atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga 4 orang,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper