Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obama dan Kamala Kompak Kritik Kebijakan Trump, Termasuk soal Tarif

Mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Wapres AS Kamala Harris melontarkan kritik keras terhadap kebijakan Presiden Donald Trump, termasuk soal tarif.
Barack Obama saat memberikan pidato dalam sebuah acara/X.com
Barack Obama saat memberikan pidato dalam sebuah acara/X.com

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan mantan Wakil Presiden AS Kamala Harris melontarkan kritik keras terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump, termasuk soal tarif resiprokal.

Obama mengatakan, dirinya tidak berpikir bahwa kebijakan Donald Trump tersebut akan baik bagi Negeri Paman Sam.

Dia juga melemparkan kritikan tajam terhadap upaya Trump untuk merombak pemerintah federal, menindak imigrasi dan perbedaan pendapat, serta mengintimidasi outlet berita dan lembaga hukum.

“Bayangkan jika saya melakukan semua ini. Tidak terbayangkan bahwa partai-partai yang sekarang diam saja akan menoleransi perilaku seperti itu dari saya, atau banyak pendahulu saya,” kata Obama, melansir CNN, Senin (7/4/2025).

Namun demikian, Obama lebih mengkhawatirkan pelanggaran hak asasi manusia oleh Gedung Putih. Dia prihatin dengan pemerintah federal yang mengancam universitas jika mereka tidak melepaskan mahasiswa yang menggunakan hak mereka untuk bebas berpendapat.

Menurutnya, perilaku semacam itu bertentangan dengan kesepakatan dasar yang dimiliki sebagai warga AS. 

Sebelumnya, Obama telah mewanti-wanti mengenai bahaya yang dihadapi AS jika Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS. Peringatan itu disampaikan Obama saat berkampanye untuk Harris selama tahap akhir Pemilihan Presiden 2024.

“Hanya karena [Trump] bertingkah konyol, tidak berarti masa jabatannya tidak akan berbahaya,” ujarnya.

Sementara itu, Harris dalam pernyataan terpisah menyatakan bahwa tindakan Trump sejak kembali menjabat sebagai Presiden AS sebagian besar dapat diprediksi.

“Ada banyak hal yang kami tahu akan terjadi,” kata Harris dalam pernyataannya di Leading Women Defined Summit.

Dia menyadari, kembalinya Trump sebagai Presiden AS telah menciptakan rasa takut yang besar. Dia mengatakan, banyak organisasi di AS yang bungkam dan menyerah pada ancaman yang jelas tidak konstitusional.

“Dan inilah hal-hal yang kami saksikan, setiap hari dalam beberapa bulan terakhir di negara kami dan itu tentu saja menimbulkan rasa takut yang besar,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper