Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Buka Jalan Perpanjangan Divestasi TikTok, Sebut Ada Investor dari AS

Trump memperpanjang tenggat divestasi TikTok di AS, menyebut ada investor lokal yang tertarik. Dia menepis kekhawatiran keamanan dan akan berbicara dengan Presiden Xi.
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam penandatanganan perintah eksekutif di Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS, Kamis, 31 Juli 2025./Bloomberg-Eric Lee
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam penandatanganan perintah eksekutif di Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS, Kamis, 31 Juli 2025./Bloomberg-Eric Lee

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan sudah mengantongi calon pembeli dari dalam negeri untuk TikTok dan membuka kemungkinan memperpanjang tenggat waktu divestasi aset aplikasi asal China, ByteDance, di AS.

Pernyataan itu disampaikan Trump pada Jumat (22/8/2025) waktu setempat, hanya beberapa hari setelah Gedung Putih resmi bergabung dengan platform video pendek tersebut.

Berbicara kepada wartawan, Trump menepis kekhawatiran bipartisan terkait isu keamanan TikTok. Dia menegaskan pemerintahannya akan terus memantau potensi masalah. 

“Saya akan berbicara dengan Presiden Xi Jinping pada waktu yang tepat,” ujarnya.

Trump diketahui berulang kali memilih untuk tidak menegakkan batas waktu yang diatur dalam Undang-Undang 2024, yang mewajibkan TikTok menghentikan operasionalnya di AS per 19 Januari tahun ini. Tenggat itu baru-baru ini ia perpanjang hingga 17 September.

“Kami memiliki pembeli asal Amerika yang sangat besar dan tertarik untuk membelinya,” kata Trump tanpa menyebutkan nama individu maupun perusahaan.

Saat ditanya mengenai kekhawatiran privasi dan keamanan nasional, Trump menegaskan dirinya tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya hal itu terlalu dibesar-besarkan. Dia juga mengatakan bahwa dirinya adalah penggemar TikTok.

Undang-undang tahun lalu mewajibkan ByteDance melepas kepemilikan aset TikTok di AS atau menunjukkan kemajuan signifikan menuju proses penjualan. Namun, sejak menjabat 20 Januari lalu, Trump memilih untuk tidak menegakkannya.

Sejumlah legislator mengkritik langkah tersebut, menuding pemerintahan Trump mengabaikan hukum dan menutup mata atas risiko keamanan nasional akibat kendali China terhadap TikTok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro