Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Siapkan Paket Ekonomi Hadapi Perang Tarif, Industri Garmen hingga Udang Dapat Insentif?

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) memastikan pemerintah akan memberikan paket-paket kebijakan ekonomi untuk menghadapi perang tarif dagang AS.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). / Bisnis - Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). / Bisnis - Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Ekonomi Nasional (DEN) memastikan pemerintah akan memberikan paket-paket kebijakan ekonomi untuk menghadapi perang tarif dagang AS. Beberapa paket stimulus akan menyasar pada sektor padat karya hingga perikanan.

Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu mengatakan paket ekonomi yang tengah disiapkan pemerintah saat ini khusus untuk mengantisipasi dampak perang tarif terhadap sektor yang paling terdampak. 

"Terutama dari perang tarif ini seperti industri padat karya dan juga industri udang, itu akan sedang dipelajari apa yang bisa dilakukan secara spesifik yang akan dihadapi oleh sektor-sektor tersebut," ujar Mari dalam konferensi pers, Jumat (18/4/2025). 

Adapun, sektor padat karya yang berpotensi terdampak kinerjanya imbas pengenaan tarif resiprokal AS yaitu tekstil dan garmen atau pakaian jadi, alas kaki, furnitur, hingga industri perikanan, termasuk udang. 

Dalam hal ini, pemerintah tengah mempersiapkan Satugan Tugas (Satgas) Tenga kerja dan PHK, serta Satgas Deregulasi untuk menghadapi dampak dari perang tarif tersebut. 

"Sementara kami akan masih dalam negosiasi dan belum pasti apa yang akan terjadi dalam 30-60 hari ke depan," tambahnya. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa paket ekonomi berupa deregulasi yang tengah dalam pembahasan mencakup perizinan impor hingga sektor keuangan. 

"Ini sedang dalam pembahasan dan salah satunya tentu yang terkait dengan perizinan impor, terkait dengan API OSS, terkait dengan layanan perpajakan dan kepabeanan, kemudian juga terkait dengan pengaturan daripada kuota dan juga termasuk di dalamnya sektor keuangan," jelasnya. 

Untuk sektor keuangan, pemerintah telah berkoordinasi dengan OJK dan Bank Indonesia, terutama terkait dengan pembayaran yang diminta oleh pihak Amerika. 

Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kemenko Ekonomi, DEN, Kemenkeu, hingga Kemlu tengah bertemu dengan kementerian terkait di AS untuk bernegosiasi atas pengenaan tarif resiprokal. 

Adapun, Airlangga menerangkan Indonesia telah mengusulkan sejumlah tawaran untuk AS sebagai upaya menurunkan tarif yang dikenakan terhadap produk asal Indonesia. 

"Dari pembahasan tadi ada beberapa hal yang diusulkan oleh Indonesia seperti yang sudah disampaikan dalam surat resmi bahwa Indonesia akan meningkatkan pembelian energi antara lain LPG, fruitoil, dan gasoline," tuturnya. 

Tak hanya itu, Indonesia juga berencana untuk membeli produk agrikultur AS seperti gandum, soya bean, soya bean meal, dan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari AS, 

Di samping itu, Indonesia juga memfasilitasi perusahan-perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia dan tentunya ada hal-hal terkait perizinan dan insentif yang dapat diberikan. Pihaknya turut menawarkan kerja sama terkait mineral strategis atau critical mineral. 

"Dan juga terkait dengan mempermudah terkait prosedur impor untuk produk-produk termasuk produk holtikultra AS seperti dalam kerja sama antarnegara. Di sektor investasi Indonesia mendorong agar investasi dilakuka secara business-to-business, " terangnya. 

Lebih lanjut, Airlangga juga menyebut Indonesia akan mendorong penguatan kerja sama dalam pengembangan sektor pendidikan, science, technology, engineer, math, ekonomi digital, serta mengangkat financial services yang cenderung menguntungkan AS. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper