Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Manufaktur AS Kembali Terkontraksi pada April 2025, Imbas Tarif Trump

Survei Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa PMI manufaktur AS menyentuh posisi terendah dalam lima bulan terakhir di angka 48,7
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor manufaktur Amerika Serikat kembali mengalami kontraksi pada April 2025, sementara tarif atas barang impor terus membebani rantai pasok dan membuat harga bahan baku tetap tinggi.

Survei yang dilakukan Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) AS menyentuh posisi terendah dalam lima bulan terakhir pada April 2025, yakni di level 48,7 dari 49,0 pada Maret 2025.

Angka PMI di bawah 50 mengindikasikan kontraksi di sektor manufaktur, yang menyumbang sekitar 10,2% terhadap perekonomian AS. Para ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memprediksi PMI turun ke 48.

Survei ini mencakup periode ketika Presiden Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal yang menyasar hampir seluruh mitra dagang AS. Pada pengumuman 2 April 2025, Trump menaikkan tarif barang dari China menjadi 145% yang kemudian memicu aksi balasan dari Beijing.

Industri manufaktur AS sendiri sangat bergantung pada bahan baku impor. Penurunan PMI selama dua bulan berturut-turut sekaligus mengakhiri pemulihan singkat sektor manufaktur yang sebelumnya didorong oleh harapan pelonggaran regulasi dari pemerintahan Trump dan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Survei ISM tidak menunjukkan bahwa pabrik-pabrik mempercepat impor pada bulan lalu, meskipun kekhawatiran atas kenaikan harga akibat tarif bisa saja mendorong perusahaan untuk memesan lebih awal. Lonjakan impor turut membebani produk domestik bruto (PDB) pada kuartal pertama.

Sub-indeks pesanan baru yang bersifat proyektif dalam survei ISM naik menjadi 47,2 setelah jatuh ke 45,2 pada Maret, yang merupakan level terendah sejak Mei 2023.

Produksi di pabrik masih lesu dan kinerja pengiriman dari pemasok memburuk pada April. Indeks pengiriman pemasok naik menjadi 55,2 dari 53,5 pada Maret, adapun angka di atas 50 menunjukkan pengiriman yang lebih lambat.

Dengan pengiriman yang melambat, ukuran harga bahan baku yang dibayar oleh produsen naik menjadi 69,8 yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2022, dibandingkan posisi Maret di 69,4. Kenaikan ini menunjukkan rebound pada harga barang, setelah sebelumnya turun pada Maret.

Ukuran impor turun untuk pertama kalinya sejak Desember. Pabrik-pabrik tetap memangkas jumlah pekerja, meskipun kecepatannya menurun. Indeks ketenagakerjaan manufaktur dalam survei ini naik menjadi 46,5 dari sebelumnya 44,7.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper