Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Dorong Hilirisasi Kelapa Sawit, jadi Tumpuan Negara

Kementan mengungkap peran kelapa sawit yang sangat besar sehingga akan dilakukan hilirisasi
Pekerja membawa tandan buah segar sawit usai panen di perkebunan milik PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Pekerja membawa tandan buah segar sawit usai panen di perkebunan milik PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut sawit menjadi tumpuan Indonesia di sektor perkebunan. Bahkan, pemerintah akan melakukan hilirisasi terhadap komoditas ini. 

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (5/5/2025).

“Tumpuan kita yang paling besar, kita terbesar itu sawit terbesar dunia, [di sektor] perkebunan. Ini tumpuan negara. Oleh karena itu kita nanti ini hilirisasi,” kata Amran.

Jika mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas nilai ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya pada Maret 2025 mencapai US$2,19 miliar atau turun 3,55% (Month-to-Month/MtM) dibanding bulan sebelumnya senilai US$2,27 miliar.

Namun, nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami peningkatan jika dibandingkan Maret 2024. Nilai ekspor komoditas ini naik signifikan 40,85% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dari Maret 2024 yang tercatat sebesar US$1,56 miliar.

Selain itu, Amran menyatakan Kementan yang juga menaungi sektor peternakan akan berfokus ke arah susu (dairy) dan sapi berdaging (beef). Adapun di sektor lain, Amran menyebut pangan dalam negeri seperti beras dan jagung merupakan sektor yang paling vital.

“Kalau ini bermasalah, kita bisa bermasalah. Ini insya Allah, mudah-mudahan ini selesai dalam waktu cepat,” ujarnya.

Di samping itu, Kementan juga menaungi sektor hortikultura. Menurut Amran, Indonesia mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan negara lain, lantaran berada di garis khatulistiwa.

Dia mengeklaim bahwa Indonesia bisa bercocok tanam selama satu tahun penuh alias 12 bulan. Kondisi ini, kata dia, menjadi salah satu anugerah bagi Indonesia.

“Yang kedua adalah ada generasi Z bonus demografi dan generasi milenial, itu 52%, ini kekuatan kita. Kemudian lahan kita subur, sangat subur. Kemudian biaya tenaga kerja murah. Ini kekuatan kita,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper