Bisnis.com, MAKASSAR — Terminal Petikemas (TPK) New Makassar berhasil mencatat peningkatan produktivitas bongkar muat sebesar 4% pada periode Januari hingga April 2025.
Terminal Head TPK New Makassar Teguh Firdaus mengungkapkan bahwa target produktivitas bongkar muat tahun ini dibidik sebesar 3,5% dari posisi 2024. Dia optimistis target tersebut bakal tercapai melihat kondisi pergerakan perekonomian.
"RKP 2025 adalah 769.000 TEUs untuk terminal 1 dan terminal 2, target pertumbuhan 3,5% year on year," ungkapnya, Senin (5/5/2025).
Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, produktivitas bongkar muat pada 2023 dan 2024 masing-masing sebesar 717.883 TEUs dan 743.321 TEUs. Lebih rinci, pada 2024, komposisi ekspor impor (internasional) mencapai 31.777 TEUs dan domestik mencapai 711.544 TEUs.
Dia menuturkan bahwa komposisi aktivitas di Terminal 1 masih 55% dan Terminal 2 sebesar 45%. Teguh menargetkan komposisi aktivitas di kedua terminal bisa seimbang yakni masing-masing 50%.
Teguh mengatakan bahwa target 2024 tercapai karena optimalisasi peralatan, peningkatan kapasitas SDM, serta penyesuaian pola kerja yang lebih adaptif.
“Kami terus berbenah dari sisi teknis dan manajerial agar produktivitas terus naik,” ujarnya.
Selain itu, implementasi teknologi terbaru di lapangan seperti penggunaan Terminal Operating System (TOS) yang lebih canggih turut mendukung percepatan proses bongkar muat. Hal ini mempersingkat waktu tunggu kapal serta memperlancar alur logistik barang yang keluar-masuk pelabuhan.
Peningkatan ini juga memberikan dampak positif bagi para pengguna jasa pelabuhan. Salah satu pelaku usaha logistik yang hadir di acara mengatakan bahwa percepatan bongkar muat berarti biaya operasional yang lebih efisien bagi pengguna jasa pelabuhan, sekaligus memperbaiki jadwal distribusi barang ke wilayah Timur Indonesia.
Dia mengatakan TPK New Makassar masih menghadapi sejumlah tantangan di lapangan. Kendati begitu, perusahaan konsisten melakukan beberapa transformasi seperti sistem layanan digital dengan mengembangkan aplikasi Container Terminal Operating System (CTOS) dan billing system agar layanan lebih cepat, transparan, dan efisien.
Perseroan juga mengembangkan transformasi operasi pelabuhan seperti mengoptimalkan alat bongkar muat (seperti crane dan reach stacker), serta menata kembali flow atau alur kontainer agar lebih efisien, termasuk penambahan yard dan peralatan baru.