Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sewa Pesawat Umrah Topang Kinerja Garuda Indonesia (GIAA) Kuartal I/2025

Garuda Indonesia (GIAA) mencatatkan penguatan kinerja komersial pada kuartal I/2025, didorong oleh lonjakan pendapatan dari segmen penerbangan charter
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan penguatan kinerja komersial pada kuartal I/2025, didorong oleh lonjakan pendapatan dari segmen penerbangan tidak berjadwal (charter), terutama untuk pasar umrah. 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengatakan pendapatan dari charter tumbuh 92,88% secara tahunan menjadi US$37,96 juta. Dia mengatakan segmen charter ini menjadi komponen penting dalam strategi diversifikasi pendapatan perusahaan.

Lonjakan tersebut ditopang oleh trafik penumpang charter yang meningkat 104% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencapai 24.618 penumpang dari total 69 penerbangan, yang mayoritas melayani perjalanan umrah.

“Penguatan kinerja charter ini menjadi pondasi penting dalam strategi diversifikasi pendapatan kami. Permintaan yang meningkat, khususnya pada segmen umrah dan perjalanan grup, turut memperkuat posisi Garuda sebagai penyedia layanan penerbangan yang adaptif terhadap dinamika pasar,” kata Wamildan dalam keterangan resmi, Selasa (6/5/2025). 

Secara konsolidasi, pendapatan operasional Garuda Indonesia per 31 Maret 2025 tercatat sebesar US$723,56 juta, tumbuh 1,63% secara tahunan. 

Selama tiga bulan pertama 2025, Garuda Indonesia Group mengangkut 5,12 juta penumpang, terdiri atas 2,64 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink. Tingkat keterisian kursi mencapai 78,8%, naik 5% dibandingkan kuartal I/2024.

Di sektor kargo, volume angkutan naik 5% menjadi 58.145 ton. Ketepatan waktu penerbangan (on-time performance) tercatat sebesar 88,19%.

Dari sisi keuangan, arus kas dari aktivitas operasi naik 87,15% menjadi US$162,27 juta. Sementara itu, kerugian bersih berhasil ditekan 12,54% menjadi US$75,93 juta, dari sebelumnya US$86,82 juta pada kuartal I/2024. Nilai kerugian terutama disebabkan oleh beban keuangan sebesar US$124,57 juta yang berkaitan dengan restrukturisasi pembiayaan.

Wamildan mengklaim pihaknya  menyikapi tren pertumbuhan ini dengan optimisme. Kinerja charter yang melonjak menjadi katalis penting dalam memperkuat pondasi bisnis. 

Di saat yang sama, GIAA juga tengah mengakselerasi program optimalisasi kapasitas melalui penambahan armada, dengan target mencapai 100 pesawat hingga akhir 2025. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper