Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan penguatan kinerja komersial pada kuartal I/2025, didorong oleh lonjakan pendapatan dari segmen penerbangan tidak berjadwal (charter), terutama untuk pasar umrah.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengatakan pendapatan dari charter tumbuh 92,88% secara tahunan menjadi US$37,96 juta. Dia mengatakan segmen charter ini menjadi komponen penting dalam strategi diversifikasi pendapatan perusahaan.
Lonjakan tersebut ditopang oleh trafik penumpang charter yang meningkat 104% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencapai 24.618 penumpang dari total 69 penerbangan, yang mayoritas melayani perjalanan umrah.
“Penguatan kinerja charter ini menjadi pondasi penting dalam strategi diversifikasi pendapatan kami. Permintaan yang meningkat, khususnya pada segmen umrah dan perjalanan grup, turut memperkuat posisi Garuda sebagai penyedia layanan penerbangan yang adaptif terhadap dinamika pasar,” kata Wamildan dalam keterangan resmi, Selasa (6/5/2025).
Secara konsolidasi, pendapatan operasional Garuda Indonesia per 31 Maret 2025 tercatat sebesar US$723,56 juta, tumbuh 1,63% secara tahunan.
Selama tiga bulan pertama 2025, Garuda Indonesia Group mengangkut 5,12 juta penumpang, terdiri atas 2,64 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink. Tingkat keterisian kursi mencapai 78,8%, naik 5% dibandingkan kuartal I/2024.
Baca Juga
Di sektor kargo, volume angkutan naik 5% menjadi 58.145 ton. Ketepatan waktu penerbangan (on-time performance) tercatat sebesar 88,19%.
Dari sisi keuangan, arus kas dari aktivitas operasi naik 87,15% menjadi US$162,27 juta. Sementara itu, kerugian bersih berhasil ditekan 12,54% menjadi US$75,93 juta, dari sebelumnya US$86,82 juta pada kuartal I/2024. Nilai kerugian terutama disebabkan oleh beban keuangan sebesar US$124,57 juta yang berkaitan dengan restrukturisasi pembiayaan.
Wamildan mengklaim pihaknya menyikapi tren pertumbuhan ini dengan optimisme. Kinerja charter yang melonjak menjadi katalis penting dalam memperkuat pondasi bisnis.
Di saat yang sama, GIAA juga tengah mengakselerasi program optimalisasi kapasitas melalui penambahan armada, dengan target mencapai 100 pesawat hingga akhir 2025.