Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) tengah berupaya untuk menjaring investor Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station di Indonesia.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan, pertumbuhan penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia sangat signifikan, namun dia mengakui bahwa jumlah SPKLU masih terbatas.
Lebih lanjut dia mengatakan, rata-rata pertumbuhan penjualan kendaraan listrik per tahun dari 2019 sampai 2024 mencapai kurang lebih 331%.
Sementara itu, data Gaikindo mencatat, penjualan mobil listrik pada 2024 sebanyak 43.188 unit atau melesat 153,28% secara year-on-year (YoY) dibandingkan pada 2023 sebanyak 17.051 unit.
Alhasil, Rosan mengatakan, pihaknya akan merevisi peraturan pemerintah untuk memudahkan pihak swasta dalam berinvestasi SPKLU, sehingga jumlahnya akan semakin meningkat.
“Harapannya, yang paling penting kalau ada EV battery ya chargingnya juga mesti ada. Charging station kita memang masih kurang. Oleh sebab itu, kita akan merevisi salah satu peraturan pemerintah, bagaimana charging station ini bisa dilakukan oleh pihak ketiga,” jelas Rosan di Jakarta, dikutip Rabu (7/5/2025).
Baca Juga
Menurutnya, hal itu berpotensi mendorong pertumbuhan charging station agar bisa menyebar secara cepat di seluruh Indonesia. Sebab, jika pertumbuhan mobil listrik semakin pesat, namun jumlah SPKLU masih kurang, tentunya akan mengurangi minat masyarakat dalam pemakaian BEV ke depannya.
Selain berinvestasi SPKLU, Rosan juga berharap perusahaan swasta atau pihak ketiga juga berinvestasi dalam membangun fasilitas riset dan pengembangan (research and development/R&D) terkait kendaraan listrik di Indonesia. Dia mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan insentif hingga 300%.
“Ini yang kita mintakan ke mereka, dan pemerintah pun sudah memberikan insentif apabila mereka melakukan research and development di Indonesia. Sejak 2022 ini, undang-undangnya sudah ada, mereka akan bisa diberikan insentif sampai dengan 300%,” katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu pihak swasta yang berinvestasi SPKLU di Indonesia yakni V-Green dan Prime Group. Konglomerat multinasional asal Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membangun SPKLU khusus mobil listrik VinFast di Indonesia.
Adapun kedua perusahaan itu menargetkan untuk membangun setidaknya 100.000 SPKLU VinFast dalam jangka waktu tiga tahun ke depan. Proyeksi nilai investasinya sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,2 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS).
Sementara itu, mengacu data dari PT PLN (Persero) per April 2025, PLN bersama para mitra telah menyediakan 3.558 unit SPKLU yang tersebar di 2.412 titik strategis di seluruh Tanah Air.