Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Soroti Anjloknya Harga Beras Dunia, Petani RI Terdampak?

Kadin Indonesia angkat bicara terkait dengan nasib petani Indonesia di tengah anjloknya harga beras dunia.
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memastikan, anjloknya harga beras dunia tidak akan berdampak terhadap petani dalam negeri.

Wakil Ketua Umum (WKU) Koordinator Bidang Pangan Kadin Indonesia Mulyadi Jayabaya mengatakan, pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen (HPP GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram (kg).

“Yang penting harga di petani itu sudah ada patokan sebesar Rp6.500 per kg, Bulog yang beli,” kata Mulyadi saat ditemui di Tempo Scan Tower, Selasa (13/5/2025).

Menurutnya dengan adanya kebijakan harga tersebut, anjloknya harga beras dunia tidak akan berdampak terhadap harga beras di tingkat petani.

“Tenang, nggak masalah kita, yang penting kebutuhan kita tercukupi, kita tidak impor dari luar,” ujarnya.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa harga beras dunia merosot ke titik terendah pada April 2025. Kondisi ini dipicu oleh stok yang melimpah dari India dan Asia.

Anjloknya harga beras dunia pada April 2025 terjadi usai India mencabut pembatasan ekspor gandum yang diberlakukan pada 2022, menyebabkan harga ekspor beras India merosot ke level terendah dalam 22 bulan. 

Harga beras di Thailand turun ke level terendah dalam tiga tahun, sedangkan Vietnam merosot ke level terendah dalam hampir lima tahun. 

“Setelah merosot hampir sepertiga dari puncaknya di 2024, harga telah menemukan titik terendah,” kata para pedagang dan eksekutif industri, melansir Reuters, Kamis (8/5/2025).

Presiden Asosiasi Eksportir Beras BV Krishna Rao memperkirakan, harga beras kemungkinan tidak akan naik lagi, lantaran pasokan yang melimpah akan mencegah kenaikan harga. 

“Asosiasi memperkirakan harga akan berfluktuasi dalam kisaran US$390 per ton untuk beras pecah 5% selama sisa tahun ini,” ujar BV Krishna Rao.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper