Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Merosot 3% Dipicu Kesepakatan Tarif AS-China

Harga emas pernah menyentuh rekor US$3.500,05 pada bulan lalu di tengah ketidakpastian global akibat tarif AS.
Seorang karyawan memamerkan emas batangan seberat satu kilogram untuk difoto di toko Tanaka Holdings Co. di Tokyo, Jepang. Bloomberg/Akio Kon
Seorang karyawan memamerkan emas batangan seberat satu kilogram untuk difoto di toko Tanaka Holdings Co. di Tokyo, Jepang. Bloomberg/Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menurun 3% pada Senin (12/5/2025) usai pengumuman kesepakatan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk memangkas tarif.

Harga emas spot merosot 3% ke level US$3.225,28 per ounce pada 17.44 GMT. Sebelumnya, harga emas yang menjadi incaran selama gejolak ekonomi dan geopolitik pernah menyentuh rekor US$3.500,05 pada bulan lalu di tengah ketidakpastian akibat tarif AS.

Sebagai informasi, AS akan memangkas tarif tambahan yang dikenakannya pada impor China menjadi 30% dari 145%. Sementara, bea masuk yang dikenakan China pada impor AS akan turun menjadi 10% dari 125%. Kesepakatan baru tersebut berlaku selama 90 hari.

Setelah kesepakatan tersebut, dolar AS melonjak ke level tertinggi lebih dari satu bulan dan saham global menguat. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi investor asing.

"Harga emas berjangka pada Juni telah kehilangan keunggulan teknis jangka pendek secara keseluruhan. Sasaran kenaikan harga berikutnya bagi para investor adalah menghasilkan penutupan di atas resistensi yang solid di US$3.350. Resistensi pertama terlihat di US$3.250 dan kemudian di US$3.275," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Pasar saat ini menunggu data Indeks Harga Konsumen AS, yang akan dirilis pada Selasa (13/5/2025), untuk mendapatkan arahan tentang jalur kebijakan Federal Reserve atau The Fed.

Kumpulan data penting lainnya yang akan dirilis minggu ini termasuk Indeks Harga Produsen dan penjualan eceran AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper