Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geger Premanisme, Pengusaha Kawasan Industri Putar Otak Gaet Investor

Selain aksi premanisme, pengusaha mengungkap sejumlah tantangan yang dihadapi dapat untuk menggenjot investasi di kawasan industri Indonesia.
Foto udara salah satu kawasan industri di Batam./istimewa
Foto udara salah satu kawasan industri di Batam./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Kawasan Industri (HKI) menyiapkan strategi untuk memikat investor masuk ke Indonesia di tengah masifnya sentimen gangguan premanisme pada berbagai proyek baru. Tak hanya dukungan regulasi pemerintah, pengusaha juga dituntut memberikan fasilitas agar lebih atraktif.

Wakil Ketua Umum HKI Darwoto mengatakan selain memastikan rantai pasok bahan baku, energi dan infrastruktur memadai, pihaknya juga mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) teknis untuk mendukung kebutuhan industri tertentu. 

“Misalnya, kita beberapa pengelola kawasan industri membuat SMK sendiri di dalam kawasan. Kita undang para perusahaan, butuhnya apa sih? Kita siapin, kita set-up kurikulumnya dengan metode kurikulum pemerintah sebagai benchmark, kita set-up untuk industri,” kata Darwoto dalam Bisnis Indonesia Forum, Rabu (21/5/2025). 

Salah satu yang disebut menjadi role model misalnya SMK yang berada di kawasan industri MM2100 di Cikarang, Jawa Barat. Dia juga menyebut Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) tertarik untuk membangun pendidikan untuk menciptakan SDM sesuai kebutuhan investor. 

Hal ini pun telah didukung oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk ditiru oleh sejumlah kawasan industri maupun di luar kawasan industri. Tujuannya yakni melahirkan SDM berkualitas yang memenuhi kebutuhan pengembangan industri dalam negeri. 

“Sehingga hasilnya nanti begitu anak-anak ini mempunyai knowledge yang cukup bagus, mempunyai skill yang bagus dan mempunyai attitude yang bagus. Berkumpul mereka justru malah bisa create job. Biar ada inovasi dan lain sebagainya,” tuturnya.

Kendati demikian, dia tak memungkiri, Indonesia juga mesti berbenah dalam berbagai hal, termasuk sistem keamanan untuk memberantas gangguan investasi, mulai dari peringkasan perizinan, memberantas pungli hingga oknum premanisme. 

Pasalnya, menurut Darwoto, Indonesia sudah tertinggal dari negara lain. Tak hanya kalah dari Vietnam yang unggul dari segi insentif, regulasi, hingga SDM, Indonesia juga dinilai kurang atraktif dibandingkan India. 

"Kolega kita yang dari Jepang, kita tanya apa bedanya Vietnam, Indonesia dan India? Dia bilang, India is more attractive. Artinya India memberikan sesuatu yang bahkan bisa diberikan di muka," terangnya. 

Dia menilai keberanian India yang memberikan insentif dari awal tanpa syarat berbelit membuat Jepang lebih tertarik untuk berinvestasi di negara tersebut. 

"Sebenarnya maunya Indonesia, karena dekat dan budaya juga nggak beda jauh. Kalau India jauh dan budaya juga sangat berbeda," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper