Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Distribusi Logistik Tersendat, Pemerintah Diminta Percepat Integrasi Tol Jabodetabek

Kemacetan parah di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, menandakan masih adanya persoalan mendasar dalam pengelolaan akses transportasi dan distribusi logistik.
Kemacetan parah di ruas Tol Wiyoto Wiyono ke arah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis (17/4/2025). Dok TMC Polda Metro Jaya
Kemacetan parah di ruas Tol Wiyoto Wiyono ke arah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis (17/4/2025). Dok TMC Polda Metro Jaya

Bisnis.com, JAKARTA — Pelabuhan Tanjung Priok yang menjadi simpul utama arus keluar masuk barang ekspor-impor Indonesia menghadapi tantangan serius pada April 2025 seiring dengan adanya kemacetan panjang yang menghambat distribusi logistik

Lonjakan truk logistik yang masuk pasca-Lebaran menyebabkan kemacetan parah di sekitar gerbang New Priok Container Terminal One (NPCT1), menandakan masih adanya persoalan mendasar dalam pengelolaan akses transportasi dan distribusi logistik nasional.

Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto mengatakan, kemacetan tersebut dipicu oleh meningkatnya volume truk kontainer serta tingginya tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing

Alhasil, kondisi ini memaksa banyak armada logistik untuk mencari jalur alternatif seperti JORR-1 dan Tol Pelabuhan, sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas di ruas-ruas tersebut. Ketimpangan distribusi kendaraan pun tak terhindarkan.

Menurutnya, kemacetan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok tak hanya menghambat pergerakan logistik, tetapi juga memicu kerugian ekonomi yang signifikan. Dampak langsung dari kepadatan tersebut di antaranya yakni waktu produktif yang terbuang, kenaikan biaya operasional, hingga terganggunya rantai pasok.

“Terlepas dari kapasitas volume dan lonjakan jumlah truk yang masuk ke terminal pelabuhan, kemacetan tersebut bisa diminimalisir. Salah satunya, dengan membuka akses jalur alternatif dan mengintegrasikan jalan tol eksisting menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok," ujar Sugi dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025).

Dia menilai integrasi akses Tol Cibitung–Cilincing dengan jaringan jalan tol lain di kawasan Jabodetabek perlu segera diwujudkan. Harmonisasi sistem tarif tol dinilai dapat mengurangi beban biaya logistik, sekaligus merangsang pelaku usaha untuk memanfaatkan jalur tol yang lebih efisien secara merata.

“Integrasi tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing sebagai salah satu akses dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, dengan sistem jaringan jalan tol lain di Jabodetabek akan menekan perbedaan tarif yang selama ini terjadi,” katanya.

Dari sisi makro, penggabungan sistem tarif dan pengembangan akses logistik dipandang sebagai peluang untuk mengoptimalkan infrastruktur jalan tol yang telah dibangun. Penyesuaian ini dinilai dapat mempercepat tumbuhnya fasilitas pendukung seperti rest area, depo kontainer, hingga pusat logistik terpadu di sepanjang koridor Tol Cibitung–Cilincing.

Lebih lanjut dia mengatakan, kehadiran hub logistik di sekitar jalur tol tersebut akan sangat membantu mendistribusikan beban lalu lintas kendaraan berat yang selama ini terkonsentrasi di Tanjung Priok. Hal ini dinilai mampu mempercepat bongkar muat dan memangkas waktu tunggu barang yang kerap menyebabkan kemacetan.

“Integrasi sistem jalan tol dapat mendorong pengembangan, misalnya melalui pembangunan hub logistik di ruas Jalan Tol Cibitung–Cilincing. Keberadaan hub logistik ini juga akan membantu memecah arus kendaraan logistik yang selama ini terpusat ke pelabuhan utama,” tutur Sugi.

Di lain sisi, Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono mengatakan, evaluasi internal mengungkapkan adanya kelebihan kapasitas layanan di Terminal NPCT1. Kelebihan tersebut terutama terjadi saat tiga kapal bersandar bersamaan, yang mengakibatkan lonjakan Yard Occupancy Ratio (YOR) di luar batas ideal.

"Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi," ujar Arif.

Guna menanggulangi masalah jangka panjang, Pelindo menyiapkan proyek pembangunan jalur baru bernama New Priok Eastern Access (NPEA). Infrastruktur ini akan menghubungkan New Priok Terminal langsung ke jalan tol pelabuhan dan kawasan industri utama seperti Cikarang dan Cibitung, guna memperlancar arus barang dari dan menuju pelabuhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper